Respons Transjabodetabek, MTI Tuntut Masterplan Integrasi dan Keberlanjutan

Obsessionnews.com - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyambut baik pengembangan layanan Transjabodetabek ditandai dengan peresmian rute Alam Sutera-Blok M. Kendati begitu, MTI mengingatkan pentingnya penyusunan masterplan Jabodetabek yang terintegrasi dan sistematis.
Ketua Umum MTI Tory Damantoro menegaskan bahwa tanpa perencanaan induk yang jelas, pengembangan layanan lintas wilayah seperti ini berpotensi tidak terukur dan tidak optimal dalam mencapai tujuan utamanya, yaitu memindahkan para komuter dari kendaraan pribadi ke transportasi umum yang andal.
Baca Juga:
Menagih Janji Presiden Prabowo untuk Transportasi Perkotaan
“Masterplan Jabodetabek bukan sekadar rencana teknis, melainkan fondasi bagi kolaborasi penyelenggaraan dan pembiayaan layanan lintas daerah yang dinikmati bersama oleh seluruh warga Jabodetabek," ujar Tory Damantoro, di Jakarta, Kamis (24/4).
Dengan adanya masterplan, lanjut Tory, dasar dan pembagian tanggung jawab dan pembiayaan antar wilayah menjadi jelas. Jakarta dapat berperan sebagai penggerak awal dengan menyediakan layanan dan subsidi, namun dalam jangka panjang, wilayah-wilayah di Bodetabek juga perlu turut ambil bagian sesuai proporsi manfaat yang diterima masyarakatnya.
Ketua MTI Jakarta Yusa Cahya Permana menyebutkan,masterplan baka memastikan pula beban subsidi. “Selayaknya DKI Jakarta membiayai di tahap awal. Namun, melalui masterplan, kita dapat menentukan momen yang tepat ketika beban subsidi mulai bisa dialihkan ke wilayah Bodetabek — misalnya saat farebox recovery ratio sudah mencapai 70%. Inilah gunanya perencanaan bersama yang terukur," tuturnya.
MTI juga mendorong revitalisasi Terminal Blok M sebagai TOD yg menjadi hub semua layanan jabosetabek berawal dan berakhir, karena sudah dilayani juga oleh MRT. MTI terus mendorong pemerintah pusat dan daerah di Jabodetabek untuk segera merumuskan masterplan transportasi lintas wilayah yang komprehensif, agar setiap langkah pengembangan angkutan umum dapat dilakukan secara berkelanjutan, terintegrasi, dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. (Erwin)