Yeti M. Riyadi, Wujudkan Kemandirian dengan Teknologi

Yeti M. Riyadi, Wujudkan Kemandirian dengan Teknologi
Yeti M. Riyadi, Pendiri Komunitas Perempuan Digdaya (Digital Berdaya). (Foto: dok. Pribadi)

Obsessionnews.com - Teknologi telah mengubah cara perempuan berpartisipasi dalam ekonomi, terutama bagi mereka yang memilih untuk bekerja dari rumah. Fleksibilitas dan kemudahan akses membuka peluang lebih luas, sehingga perempuan dapat tetap produktif tanpa harus meninggalkan peran domestik. Namun, tantangan terbesar biasanya terletak pada keterampilan dan mindset yang dibutuhkan untuk memulai.

Yeti M. Riyadi, pendiri komunitas Perempuan Digdaya, memahami betul permasalahan ini. Dengan latar belakang kepedulian terhadap isu ekonomi perempuan, dia memulai inisiatif ini sebagai ruang bagi perempuan untuk belajar dan berkembang dalam dunia digital. “Perceraian seringkali terjadi karena masalah ekonomi keluarga. Perempuan memang tidak wajib mencari nafkah, tetapi mereka wajib menyeimbangkan ekonomi keluarga,” ungkap Yeti. Rasa empati inilah yang mendorongnya untuk mengumpulkan teman-temannya, baik sebagai pengajar maupun peserta, dengan tujuan utama membangun kemandirian finansial.

Perempuan Digdaya tidak hanya sebuah komunitas biasa, tetapi juga gerakan yang mendorong perempuan untuk lebih percaya diri dalam membangun bisnis berbasis digital. Bagi para perempuan yang merasa terbatas dalam hal keterampilan atau sumber daya, langkah pertama yang disarankan oleh Yeti adalah membentuk mindset dan circle yang positif. “Ada yang bilang ingin belajar, tetapi tidak ada tindakan. Padahal, langkah kecil pun sudah bisa membuka banyak peluang baru,” tambahnya.

Dalam membangun komunitas ini, Yeti menghadapi berbagai tantangan, terutama terkait komitmen anggota. Banyak perempuan dalam komunitas yang juga menjalankan usaha atau memiliki tanggung jawab lain, sehingga jadwal kelas atau mentoring yang telah dirancang tak jarang berbenturan dengan kesibukan mereka. Namun, dia tetap percaya bahwa dengan dukungan yang tepat, perempuan dapat lebih konsisten dalam mencapai tujuannya.

Terkait ekspektasi sosial yang sering kali menuntut perempuan untuk menjalankan berbagai peran sekaligus, Yeti menekankan pentingnya dukungan dari keluarga, agar perempuan dapat bekerja dan berdaya dari rumah. Baginya, keberhasilan seorang perempuan dalam membangun bisnis tidak hanya bergantung pada keterampilan atau modal, tetapi juga pada lingkungan yang mendukung. Sebagai pendiri Perempuan Digdaya, Yeti selalu berpegang pada prinsip inklusivitas. Dia ingin komunitas ini menjadi ruang yang aman dan terbuka bagi semua perempuan, tanpa memandang latar belakang, suku, agama, ras, atau tingkat pendidikan. “Semua suara harus didengar dan dihargai. Hanya dengan inklusivitas, kita bisa menciptakan ekosistem yang benar-benar memberdayakan perempuan,” ujarnya.

Selain itu, Perempuan Digdaya berfokus pada pemberdayaan dan pengembangan diri melalui teknologi serta keterampilan digital. Tak sebatas belajar, komunitas ini juga menyediakan pelatihan, sumber daya, dan mentorship yang relevan, agar setiap anggotanya bisa mencapai tujuan finansial yang diharapkan. Yeti juga menekankan pentingnya kolaborasi dan jaringan dalam mendukung perempuan untuk lebih berkembang. “Dengan membangun relasi, baik antar anggota komunitas maupun dengan pihak eksternal, mereka bisa berbagi pengetahuan, membuka peluang baru, dan saling mendukung dalam perjalanan menuju kemandirian finansial,” jelasnya.

Prinsip dan fleksibilitas harus berjalan berdampingan. Menurut Yeti, yang terpenting adalah tetap berpegang pada visi awal, membangun perempuan tangguh dan mandiri secara finansial. Adaptasi terhadap perubahan teknologi memang perlu, tetapi tanpa kehilangan arah. Meskipun, saat saat yang menguji mentall dan membuat keputusan sulit menjadi tak terhindarkan, bagi Yeti, kuncinya adalah ketenangan. Dirinya percaya bahwa perempuan memiliki daya juang luar biasa. “Siapa bilang perempuan itu lemah? Justru kita ini ‘ras terkuat di bumi’! Kadang, keputusan berat seperti mengeluarkan anggota yang toxic harus diambil, demi menjaga ekosistem komunitas tetap sehat,” tegasnya.

Untuk para perempuan yang sedang berjuang membangun kemandirian melalui teknologi digital, Yeti menyampaikan agar tetap percaya pada diri sendiri. “Jangan pernah meragukan potensi dan kemampuan diri. Kita tidak sendirian. Selalu ada ruang untuk belajar dan tumbuh, asalkan berani melangkah,” tegasnya. (Angie/WO)