Ibu Tangguh yang Mampu Menjalankan Dua Peran Sekaligus

Obsessionnews.com - Berubahnya peran seorang perempuan sebagai seorang ibu, tak jarang membuat proritas terhadap diri sendiri menjadi berkurang. dr. Ayu justru menilai hal ini adalah sebuah kesalahpahaman yang perlu diubah. Karena seorang ibu yang sehat secara fisik, mental, dan emosional merupakan kunci dari keluarga yang harmonis.
Peran ganda hingga saat ini masih menjadi sebuah tantangan besar bagi seorang perempuan. Memutuskan menjadi seorang profesional, perempuan kerap selalu dihadapkan untuk terus menyeimbangkan antara tanggung jawab keluarga maupun pengembangan dirinya secara pribadi. Kondisi seperti ini diakui turut dirasakan oleh dokter dengan segudang prestasi, dr. Ayu Widyaningrum, MM, Magister of AAMS and Magister IBAMS. Sosok ibu dari lima orang anak itu selalu berupaya menyeimbangkan waktu untuk karier dan keluarga, salah satunya dengan memilih ranah estetika dan dermatologi sebagai pekerjaan, agar waktu yang dia jalani bisa lebih flexibel.
“Alhamdulillah, karena bidang estetik dan dermatologi ini bukanlah suatu pekerjaan yang sifatnya urgensi, jadi saya bisa lebih leluasa mengatur waktu, kapan untuk praktek dan keluarga. Jadi, pekerjaan sebagai orang tua maupun tugas sebagai istri bisa saya lakukan. Kewajiban sebagai dokter yang harus mendedikasikan diri untuk masyarakat juga terlaksana,” ungkap dr. Ayu kala berbincang dengan Tim Obsession Media Group melalui sambungan Zoom.
Dalam menjalankan kedua perannya, banyak perempuan yang tanpa sadar kehilangan dirinya sendiri. Setelah berkeluarga, perempuan atau ibu sering kali menjadi prioritas terakhir, dia akan merawat keluarganya terlebih dahulu, meskipun dirinya sendiri juga mengalami kelelahan fisik dan mental yang mendalam. Menurut dr. Ayu agar kondisi buruk tersebut tidak terjadi, dia biasanya meluangkan waktu untuk menikmati waktu sendiri atau yang biasa disebut dengan “Me Time”. Waktu tersebut sebaiknya difokuskan pada hal-hal yang benar-benar memberikan manfaat dan dapat meningkatkan kesehatan mental serta emosional.
“Me Time seorang perempuan itu beda-beda, kalau saya lebih memilih untuk hanya berendam dan tidur untuk me-recharge energi. Meskipun sekadar istirahat sejenak, charge energi untuk seorang ibu menjadi bagian dari manajemen emosional. Karena disadari atau tidak, emosional ibu dampaknya bakal terasa juga pada anak-anaknya. Jangan sampai secara psikologis atau mental sudah lelah, kemudian fisik juga lelah, akhirnya tumbang dan kondisi keluarga dan anak-anak terbengkalai,” jelasnya.
Tantangan lainnya bagi seorang ibu adalah menurunnya rasa percaya diri. Banyak hal yang bisa mempengaruhi kondisi ini, seperti perubahan fisik, kesibukan mengurus anak, atau bahkan tuntutan karier yang tinggi. Sebagai seorang dokter dengan jadwal yang padat, dr. Ayu mengakui bahwa kepercayaan diri memang bisa menurun, ketika seseorang menghadapi banyak tekanan. Berada dalam dunia kedokteran berkembang dengan sangat cepat, salah satu cara yang dilakukannya untuk menjaga kepercayaan diri, biasanya adalah dengan terus berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan inovasi terbaru.
“Tuntutan dari profesi seorang dokter, mengharuskan saya untuk terus meng-upgrade ilmu. Oleh karena itu, saya melakukannya dengan mengikuti konferensi internasional. Sebelum pergi konferensi, saya selalu diskusikan dulu bersama anak-anak bahwa ibunya mau sekolah lagi dan menambah ilmu. Sehingga, anak-anak akhirnya paham dengan hal tersebut dan mereka memaklumi. Saya rasa dengan kebiasaan yang saya lakukan ini justru bisa menjadi contoh positif bagi anak-anak saya, supaya memiliki tekad yang kuat, apabila di masa depan ingin menjadi seorang dokter. Tanpa menelantarkan mereka, saya tetap bisa memanajemen waktu dan malah membuat mereka bangga mempunyai ibu yang luar biasa,” kata perempuan berhijab tersebut.
Upaya dan kegigihan dalam menyeimbangkan perannya sebagai, ibu, istri, dan seorang profesional akhirnya berbuah manis. Selaksa prestasi berhasil ditorehkan oleh dr. Ayu yang sejak 2017, hingga saat ini telah mendapatkan sekitar 149 penghargaan baik di taraf nasional maupun internasional. Tak hanya itu, prestasi tersebut turut menjadi bukti bahwa support system yang dia dapatkan di keluarga adalah hal terpenting yang membawanya ke titik ini.
“Untuk ibu-ibu atau perempuan di luar sana, ketika sedang merasa lelah atau capek, beristirahatlah. Jangan pernah memaksakan diri, baik secara psikologis maupun fisik. Istirahat sejenak, kita berhak untuk itu. Karena kalau sampai memaksakan diri, akhirnya emosi bisa meluap pada anak. Ingat, waktu tidak bisa diulang, jadi jangan sampai apa yang kita lakukan kepada anak kita di masa sekarang membuat penyesalan di masa yang akan datang,” tutupnya. (Arfi/WO)