Tolak Kenaikan Tarif Transjakarta, PDIP: Harusnya Gratis

Tolak Kenaikan Tarif Transjakarta, PDIP: Harusnya Gratis
Tarif Transjakarta direncanakan naik. (Dok/TJ)


Obsessionnews.com - Anggota Komisi B DPRD Jakarta dari Fraksi PDIP Dwi Rio Sambodo menolak rencana kenaikan tarif Transjakarta. Dia menilai seharusnya Transjakarta digratiskan untuk publik bukan membebankan masyarakat.

Rencana kenaikan tarif Transjakarta sedang dikaji oleh Pemprov Jakarta. Rio menganggap rencana tersebut tidak pro-rakyat yang sedang mengalami pelemahan perekonomian.

Baca Juga:
Rute Baru Transjakarta 14A Tujuan Monas – JIS Resmi Beroperasi

"Ada satu negara di Eropa, yang membuat kebijakan menggratiskan pelayanan transportasi publik yaitu Luksemburg, hal ini bisa menjadi referensi ke depannya," kata Rio, di Jakarta, Sabtu (21/12).

Dia menilai kenaikan tarif turut membebani perekonomian warga. Artinya wacana menaikan tarif Transjakarta kontraproduktif dengan situasi perekonomian-sosial warga Jakarta.

Baca Juga:
TransJakarta Siapkan Peningkatan Layanan dan Aplikasi Baru untuk Kenyamanan Penumpang

Dibanding menaikan tarif, dirinya menilai Pemprov Jakarta untuk mencari referensi lain. Kalau belum mampu menggratiskan transportasi publik, Jakarta bisa menyontoh Moskow yang menerapkan paket bulanan kepada warga.

"Paket ini bisa disesuaikan dengan berbagai kebutuhan masyarakat, termasuk untuk pekerja, pelajar, atau masyarakat umum," tuturnya.

Mantan anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan juga menolak wacana kenaikan tarif Transjakarta. Dirinya justru mendukung agar Transjakarta digratiskan.

"Subsidi diberikan ke Transjakarta atau angkutan umum agar warga lebih menggunakan transportasi publik dan mengurangi kemacetan Jakarta. Kemacetan Jakarta merugikan Rp168 triliun per tahun. Bila perlu gratiskan menggunakan Transjakarta," kata Azas Tigor.

Dia menyebut, subsisdi untuk operasional Transjakarta sekitar Rp3,4 triliun. Sedangkan APBD Jakarta lebih dari Rp80 triliun. Artinya, Pemprov Jakarta bisa menutup biaya operasional Jakarta.

"Jika Jakarta lepas atau dapat mengurai kemacetan, maka keuntungannya adalah Rp168 triliun yang sebelumnya menjadi beban kerugian kota Jakarta," kata dia. (Erwin)