Kabinet Zaken Jadi Kabinet Seken?

Oleh:Tere Liye, Penulis/Pegiat Medsos
Saya mengira, saat elite-elite Partai Gerindra bilang bahwa Pak Prabowo mau bikin kabinet zaken, maka maksudnya adalah kabinet yang diisi oleh menteri-menteri profesional.
Saya ternyata salah dengar. Ternyata maksudnya ‘seken’, alias bekas.
Melihat nama-nama yang dipanggil hari ini, maka ini sih daur ulang, alias barang seken (second) dari kabinet 2019-2024. Termasuk nama-nama yang bermasalah, entah apa prestasinya, tetap dipanggil.
Baiklah. Teruskan saja. Kabinet ini tampaknya akan gemuk sekali, 46 kjementerian, ditambah wakil menteri yang entah berapa orang. Total jenderal, ditambah pejabat-pejabat setingkat menteri bisa 100 orang deh sekali rapat kabinet.
Jika 2019-2024 menteri-menteri daur ulang ini tidak berhasil membawa ekonomi Indonesia tumbuh lebih dari 6%, maka entahlah, mungkin di 2024-2029 mereka bisa. Tapi yang pasti, pastikan kalian tidak berharap banyak. Ini teh simpel bagi-bagi kekuasaan saja.
Sampai berjumpa 2029, 2034, 2039 teruuus begini saja. Pendapatan per kapita stuck, kualitas pendidikan mampet, jangan tanya penegakan hukum. Tambah buram. Sementara itu lingkungan semakin hancur lebur. Beban kelas menengah semakin besar, pajak naik, dan lain-lain. Daaaan, utang pemerintah terus meroket. Beban bunga dan cicilan akan terus naik bagai bola salju.
Welcome, kabinet seken, eh zaken. []