Penjabat Gubernur DKI Jakarta: Konsep Rusun Harus Dibuat Ulang untuk Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global

Penjabat Gubernur DKI Jakarta: Konsep Rusun Harus Dibuat Ulang untuk Wujudkan Jakarta sebagai Kota Global
* Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat dijumpai di Peluncuran Buku Pertama dalam Seri Delapan Buku Berjudul "Jakarta’s Path to Top 20 Global City, Book 1: Jakarta’s Profile for Global Competitiveness“ di Jakarta Pusat, Selasa (8/10/2024). (Foto: ANTARA/Lifia Mawaddah Putri)

Obsessionnews.com – Penjabat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, pentingnya pembenahan konsep rumah susun (rusun) sebagai salah satu langkah mewujudkan Jakarta menjadi kota global. Menurut Heru, tata kelola rusun yang lebih baik akan menjadi fondasi penting dalam mendukung transformasi Jakarta ke arah kota berkelas dunia.

Dengan penataan yang lebih modern dan berkelanjutan, Heru berharap rusun dapat memberikan kualitas hidup yang lebih baik bagi warga, serta mencerminkan visi Jakarta sebagai kota yang bersaing di kancah internasional. Pembenahan ini juga diharapkan dapat memperbaiki tata ruang dan lingkungan permukiman kota.

Heru menekankan perbaikan konsep rusun bukan hanya soal fisik bangunan, tetapi juga mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan, yang semuanya harus diintegrasikan agar Jakarta bisa bersaing di level global.

“Pembangunan rusun itu baik. Tetapi konsep 30 tahun yang lalu, 25 tahun yang lalu, rusun itu untuk membangun masyarakat supaya ekonominya tumbuh,” kata Heru di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

​​​​​Karena itu rusun di Jakarta disubsidi berbagai hal. “Masyarakat masuk, setelah ekonominya meningkat maka harusnya beliau-beliau itu bisa mencari tempat tinggalnya sendiri, berganti lagi (penghuni rusunnya),” katanya.

Namun hari ini, masyarakat yang sudah mampu terus berada di situ. Karena itu, Heru berpesan agar Kepala Dinas Perumahan memikirkan hal ini.

Pada 20 tahun yang lalu Jakarta menggunakan konsep seperti itu. Mereka yang tidak mampu ditopang listrik murah, air murah serta bansos sehingga bisa menabung.

“Anak-anaknya nanti bisa besar sekolah, bisa mendapatkan rumah sendiri yang layak huni,” kata Heru.

Tapi yang sekarang terjadi adalah rumah susun itu sampai sumur hidup. Karena itu, Heru selama dua tahun terakhir melakukan perubahan.

“Jadi warga, misalnya, di satu kampung ada 10 sampai 20 KK, mereka bersepakat untuk memberikan bersama-sama lahannya untuk menaikkan bangunan hanya 4 sampai 5 lantai,” katanya.

Sisa lahannya untuk bersama supaya bisa mendapatkan rumah lain, bisa berdagang dan rusun vertikal yang dibangun pemerintah. Sebagai contoh di Palmerah dan di Tanah Tinggi menjadi contoh pertama yang masyarakatnya tidak perlu pindah dan sudah biasa di sana.

Berikutnya, kata Heru, mereka membiayai dirinya sendiri dengan konsep tambahan di lantai atas rusun. Di sana, mereka bisa menyewakan sehingga bisa merawat dirinya dan bangunan.

Heru menjelaskan konsep ini terus berkembang agar masyarakat bisa lebih mandiri. (Antara/Poy)