Jokowi Persilakan Prabowo Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota

Jokowi Persilakan Prabowo Teken Keppres Pemindahan Ibu Kota
* Presiden Jokowi bersama presiden terpilih Prabowo Subianto di Istana Negara IKN. (Antara)

Obsessionnews.com – Presiden Jokowi mengaku tidak mau menandatangani Keppres pemindahan Ibu Kota dan menyerahkannya kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto. Jokowi menyerahkannya karena tak ingin membuat kebijakan strategis di ujung jabatannya yang demisioner pada 20 Oktober 2024.

Jokowi mengatakan, pemindahan Ibu Kota menunggu banyak kesiapan. Hingga kini Ibu Kota Nusantara (IKN) masih tahap pembangunan fisik.

Baca juga: Maju Mundur Pindah Ibu Kota

“Ya mestinya begitu, Presiden baru Pak Prabowo (yang menandatangani),” kata Presiden Jokowi usai membuka Nusantara TNI Fun Run di IKN, Kalimantan Timur, Minggu (6/10).

Presiden sebelumnya menyampaikan tidak dapat memutuskan keputusan-keputusan strategis pada penghujung masa jabatan yang tersisa tiga pekan lagi. Namun terkait Keppres pemindahan ibu kota, dia mengingatkan pentingnya memerhatikan kesiapan segala apek.

Baca juga:Jokowi: Hak Prabowo Bentuk Kabinet Gemuk

“Sekali lagi saya sampaikan, memindahkan ibu kota itu tidak hanya urusan fisiknya saja, tapi membangun ekosistemnya itu yang perlu dan ekosistem itu harus jadi,” ujarnya.

Dia mengatakan kepindahan ibu kota harus memastikan kesiapan segala infrastruktur pendukung seperti rumah sakit, sarana pendidikan mulai TK, SD, SMP/SMK hingga universitas, serta perlu ada pusat keramaian seperti restoran dan warung-warung.

Baca juga: Berkantor di IKN Sebelum Lengser, Ini Alasan Jokowi

“Kemudian masalah yang berkaitan dengan logistik, di mana kita mencari sesuatu barang, di mana kita mencari sesuatu, ingin beli barang, semuanya itu harus siap. Kalau sekarang apartemennya siap, tapi kantornya belum, mau apa,” kata dia.

Dengan begitu Keppres selayaknya ditandatangani oleh Prabowo ketika semua aspek sudah siap. Dia menyebut, adanya kegiatan Nusantara TNI Fun Run bertujuan menciptakan keramaian sehingga dapat membangun ekosistem di IKN.

“Di Nusantara ini yang namanya keramaian, “crowd” itu harus diciptakan terus, harus diadakan terus, sehingga sekali lagi ekosistem itu menjadi terbangun,” kata dia. (Antara/Erwin)