Pesan Sejuk Sekaligus Menohok Paus Fransiskus di Hadapan Jokowi

Obsessionnews.com – Paus Fransiskus bakal melanjutkan lawatan ke Indonesia dengan memenuhi dua agenda penting yakni menyambangi terowongan silaturahmi Istiqlal-Katedral dan memimpin misa akbar di Stadion Utama GBK, Jakarta, Kamis (5/9). Sedangkan pada Rabu (4/9), Paus Fransiskus mengikuti sejumlah agenda salah satunya penyambutan upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, dan berpidato di sebelah Presiden Jokowi dan di hadapan pejabat negara.
Dalam pidato yang disampaikan dengan bahasa latin, Paus menyanjung semboyan Bhineka Tunggal Ika dan adanya penekanan atas ketuhanan dan keadilan sosial dalam konstitusi UUD 1945. Pria kelahiran Argentina yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio menyinggung ketiga unsur tersebut merupakan pondasi kuat untuk mempererat persaudaraan.
Baca juga:Kunjungan Paus Fransiskus Momentum Refleksikan Toleransi
“Sayangnya, bagaimanapun, kita melihat di dunia saat ini kecenderungan-kecenderungan tertentu yang menghalangi perkembangan persaudaraan universal,” kata Paus.
Pemimpin Gereja Katolik Dunia menilai konflik-konflik bermunculan akibat kurangnya sikap menghargai. Bahkan dipicu dari pemaksaaan kehendak oleh penguasa sehingga berujung pada peperangan dan pertumpahan darah.
Baca juga:Bertemu Empat Mata: Jokowi-Paus Fransiskus Bahas Konflik Dunia
“Ketegangan-ketegangan dengan unsur kekerasan timbul di dalam negara-negara karena mereka yang berkuasa, ingin menyeragamkan segala sesuatu dengan memaksakan visi mereka bahkan dalam hal-hal yang seharusnya diserahkan kepada otonomi individu-individu atau kelompok-kelompok yang berkaitan,” tuturnya.

Paus Fransiskus yang dikenal progresif dan antikemapanan dalam artian sesungguhnya, merasa prinsip Indonesia yakni Bhineka Tunggal Ika, ketuhanan dan keadilan sosial selaras dengan tema perjalanan apostoliknya yakni iman, persaudaraan dan bela rasa (faith, fraternity, compassion).
Dalam pidatonya, Bapa Suci juga menyinggung motto Opus Justitiae Pax yang artinya perdamaian adalah karya dari keadilan. Maka persaudaraan bisa dicapai dengan komitmen bersama bukan mengedepankan kepentingan dan visi sendiri.
Menutup pidato, Paus mendoakan Indonesia dengan kedamaian dan masa depan yang penuh harapan. Doa tersebut juga tersirat ketika Paus mengisi buku tamu di Istana. Sosok berusia 87 tahun menulisnya dengan bahasa latin dan menutup pesan dengan memberkati menggunakan bahasa Inggris.
Paus menuliskan Indonesia negeri indah dengan keragaman dan tempat terjadinya pertemuan lintas budaya dan agama, semoga masyarakatnya tumbuh dalam keimanan, persaudaraan dan bela rasa. “God bless Indonesia,” tulis Paus yang berasal dari Ordo Jesuit. (Erwin)