RK Bakal Sulap Jakut Jadi Dubai, Pram: Bukan Konsep Baru

Obsessionnews.com – Pernyataan Ridwan Kamil (RK) yang ingin menyulap Jakarta Utara (Jakut) menjadi Dubai, turut ditanggapi Pramono Anung. Seskab yang diusung maju sebagai Cagub Jakarta menganggap apa yang disampaikan kompetitornya bukan konsep baru.
Menurut Pram, persoalan dan solusi Jakarta sudah diterapkan gubernur-gubernur terdahulu. Persoalannya, suksesor ke depan berani dan mau melanjutkan atau mengembangkan program-program terdahulu.
Baca juga: Siap Pimpin Jakarta, Pramono Anung Berani Menggusur
“Kan sudah ada yang dibuat oleh jaman gubernur sebelumnya. Misalnya, waterfront city, itu kan seperti Dubai juga. Destilasi, kan seperti Dubai. Jadi bukan hal yang baru,” kata Pram di Rumah Cemara, Menteng, Jakpus, Senin (2/9).
Ketika disinggung pernyataan RK realistis, Pram menilai gagasan itu boleh-boleh saja disampaikan kandidat cagub.
“Ya namanya orang mau maju gubernur, mau apa saja boleh-boleh saja,” selorohnya.
Baca juga: Pram-Rano dan Anies Akrab di CFD Jakarta
RK mengaku bakal menyulap Jakut menjadi Dubai merespons rencana pembangunan Giant Sea Wall. Pembangunan tanggul raksasa di Pantai Utara Jakarta sejatinya bukan konsep baru.
Pram mengaku sedang menyiapkan program-program sebagai gagasan untuk menata Jakarta. Program tersebut bakal dipaparkan setelah penetapan sebagai cagub-cawagub Jakarta. Pram bersama Rano sudah mendaftar dan bakal bersaing dengan RK-Suswono dan paslon independen Dharma-Kun.
Dia mengingatkan, Jakarta ke depan berdasarkan UU Daerah Khusus Jakarta (DKJ), harus menjadi kota global dan pusat perekonomian nasional maka perlu adanya terobosan-terobosan. Namun bukan berarti tidak perlu menyerap aspirasi warga.
Pram menerima aspirasi warga dari berbagai lapisan. Keluhan yang disampaikan menyangkut akses KUR untuk UMKM dan premanisme di kawasan Jakut. Dia juga menyinggung keberhasilan Jakarta bergantung dari konsistensi melanjutkan program-program gubernur terdahulu.
“Melanjutkan semua yang ada,” ujarnya.
Pram menilai untuk membenahi Jakarta tidak boleh mengedepankan satu program sebagai prioritas. “Kalau sudah berani menjadi gubernur Jakarta, enggak boleh ada satu prioritas. Terlalu kompleks, semuanya menjadi prioritas,” ujarnya.
Ketika ditanya program 100 hari ketika nantinya menang terpilih menjadi Gubernur Jakarta, Pram menjawab diplomatis. “Kerja keras,” kata dia. (Erwin)