Herman Apresiasi Langkah Hilirisasi Jokowi, SBY, dan Penguatan Asta Cita Prabowo

Obsessionnews.com – Politikus karismatik dari Partai Demokrat Herman Khaeron menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas upaya pengelolaan tambang yang dimulai sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan diaktualisasikan melalui hilirisasi di era Jokowi. Menurut Herman, langkah ini membutuhkan proses panjang dan kini, di era Presiden Prabowo Subianto, pengelolaan tersebut akan kembali diperkuat melalui perwujudan Asta Cita.
Dia mengatakan, di era SBY, hilirisasi sudah dilakukan, kemudian diperluas di era Pak Jokowi, dan sekarang diperkuat lagi dalam visi pemerintahan Prabowo yang diwujudkan dalam Asta Cita. Di bawah Asta Cita, rencana ke depan mencakup hilirisasi yang diperluas hingga 21 komoditas, seiring dengan industrialisasinya.
”Nah, ini yang menjadi harapan, semangat dan opportunity kita ke depan untuk bisa terus meningkatkan anggaran negara dan mampu mewujudkannya untuk rakyat,” tegas Herman dikutip dari majalah Men’s Obsession, Senin (2/9/2024).
Di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, kebutuhan dasar akan dipenuhi seperti pergerakan ekonomi di daerah harus berputar. Herman juga mendukung program makan bergizi gratis untuk anak-anak bangsa mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA. Jika program ini berjalan dengan baik, tentunya dalam jangka waktu ke depan bisa menjadi manusia-manusia yang unggul.
“Melalui makan bergizi gratis, selain meningkatkan gizi dan nutrisi anak-anak bangsa, tentu dalam jangka waktu jauh ke depan anak-anak tersebut akan menjadi manusia-manusia yang unggul dan ini akan menjadi sebuah putaran ekonomi yang luar biasa,” ucap Herman.
Jadi, lanjutnya, kalau daya beli masyarakat meningkat, kemudian industrialisasi dan investasinya meningkat, selanjutnya adalah mampu menghasilkan produk dalam negeri yang bisa diekspor.
”Dengan tumbuhnya investasi dan industrialisasi dalam negeri, 21 komoditas penting yang dihasilkan sumber daya Indonesia, termasuk sawit yang 54 juta metrik ton per tahun kita hasilkan, masa bisa minyak goreng dalam negeri langka, masa tidak bisa memberikan affirmative price ke warga negara Indonesia dengan harga murah. Jangan sampai sumber daya yang melimpah, justru kita sendiri langka. Ini ironis,” tegas Herman.
Negara memiliki peran penting dalam mengatur arah ke depan. Dalam konteks hilirisasi, harga-harga produk domestik dapat menjadi lebih terjangkau dan tetap mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar internasional. Bagaimana caranya? Selain menyesuaikan harga dengan standar internasional, negara juga harus memperhatikan permintaan yang lebih besar.
Pertimbangkan skenario di mana volume produksi ditingkatkan. Semakin besar permintaan, semakin dapat mengatur harga tanpa tergantung pada fluktuasi harga internasional. Sayangnya, saat ini harga minyak sawit di Indonesia masih sangat dipengaruhi oleh pasar global. Terkadang harganya tiba-tiba turun, lalu dibeli dalam jumlah besar, dan akhirnya habis. Namun, produk turunannya tetap melimpah dengan harga yang tinggi.
“Dengan kepemimpinan Pak Prabowo Subianto, kita berharap masa depan akan lebih teratur. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya, kita dapat mengoptimalkan manfaat bagi rakyat. Semoga saja, langkah-langkah yang diambil akan membawa perubahan positif bagi Indonesia,” ujar Herman.
Selain itu, Herman juga mengakui dan mengapresiasi kerja keras dan pengaruh kepemimpinan SBY, sehingga masih mendapatkan kepercayaan rakyat. Misalnya, partai ini sempat diprediksi hanya mampu meraih suara sebesar 7 persen dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014, namun kenyataannya meraih suara hingga 10,2 persen. Hal ini berkat gaya kepemimpinan SBY yang tenang dan mengayomi sehingga menjadi magnet bagi para pendukungnya, salah satunya bagi Herman.
Saat sejumlah kader memilih meninggalkan partai dalam kesulitan dan perpecahan beberapa waktu lalu, SBY tidak gusar dan gundah. Padahal di tengah krisis dan delegitimasi, partai membutuhkan loyalitas dan perjuangan para kadernya. Namun SBY mampu menyelesaikan dan berhasil membawa partai keluar dari masa sulit dan membangun kembali kepercayaan diri kader serta merintis konsolidasi. (Poy)