Pilgub Jakarta Pertaruhan PKS

Pilgub Jakarta Pertaruhan PKS
* Pilgub Jakarta menjadi pertaruhan PKS yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono. (Edwin B/ Obsessionnews.com)

Obsessionnews.com – Pilgub Jakarta menjadi pertaruhan PKS. Setelah bermanuver meninggalkan Anies Baswedan bergabung dengan KIM Plus mengusung Ridwan Kamil (RK)-Suswono, Pilgub Jakarta menjadi pertaruhan untuk menegaskan PKS memiliki basis massa yang solid.

Pengamat politik Ujang Komarudin mengakui Anies memiliki peran menaikan suara bagi PKS. Namun hanya pada skala pilpres. Sedangkan pada pileg, tingginya suara PKS hingga mendominasi DPRD tak lepas dari peran para caleg.

Baca juga: Anies Gagal Maju di Jakarta, RK-Suswono Kena Getahnya?

“PKS partai kader yang solid, apalagi ada kadernya yang jadi calon wakil gubernur, pasti akan habis-habisan, mati-matian untuk berjuang untuk menang,” kata Ujang kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Sabtu (31/8).

Menurut Ujang, sekalipun PKS mendapatkan efek Anies pada Pemilu 2024, lebih dominan pada raihan suara total pada tingkat nasional. Sedangkan di Jakarta dia melihat faktor militansi kader yang maju menjadi caleg sehingga memiliki suara besar.

“Efek Anies mungkin juga ada tetapi di pilpres. Jangan lupa, pileg itu biasanya lebih banyak dari perjuangan kader-kadernya, perjuangan caleg-caleg PKS untuk bisa menaikkan suara di Jakarta,” tuturnya.

Baca juga: Revolusi Tanpa PKS?

Dengan begitu, Ujang menolak kalau disebut manuver PKS bergabung pada KIM Plus tanpa kalkulasi. Sebaliknya, dengan tetap mengusung kader maju sebagai cawagub membuktikan PKS siap tarung walaupun terjadi dinamika pada tingkat akar rumput yang kecewa karena Anies batal diusung.

Dikatakan, paslon RK-Suswono yang baru saja selesai menjalani tes kesehatan untuk Pilkada Jakarta, memiliki massa simpatisan dan pendukung sendiri. Terlebih RK-Suswono didukung belasan partai gabungan parlemen dan non-parlemen.

“RK dan Suswono punya pendukung sendiri. Kalau mesin partai KIM nya kompak, solid, berjuang untuk RK dan Suswono tetap punya peluang menang tinggi,” tuturnya.

Ujang juga menepis potensi golput pada Pilgub Jakarta tinggi. Secara umum pengamat dari Universitas Al Azhar Indonesia menyebut, partisipasi publik dalam berbagai level kontestasi terbagi dalam dua yakni aktif dan pasif.

Masyarakat yang memiliki kesadaran tinggi untuk memilih digolongkan dalam partisipasi aktif. Sedangkan masyarakat yang pasif, bisa dimobilisasi. Untuk urusan ini, bergantung dari kepiawaian masing-masing timses yang berlaga.

Di Jakarta, posisi cagub-cawagub direbutkan oleh tiga paslon. Selain RK-Suswono yang didukung koalisi gemuk, ada paslon Pramono Anung-Rano Karno yang diusung PDIP. Ada pula pasangan independen Dharma-Kun yang kontroversial.

“Jadi tetap saja partisipasinya akan tinggi dan golput saya rasa tidak akan terlalu banyak walaupun Anies tidak nyalon,” tuturnya. (Erwin)