Golput, Cara Efektif untuk Membalas Kesombongan Partai Politik

Golput, Cara Efektif untuk Membalas Kesombongan Partai Politik
* Ilustrasi Golput. (Antara)

Oleh: Ahmad Khozinudin, Pemerhati Politik dan Kebangsaan

Fixed! Pilkada Jakarta hanya diikuti oleh 3 Paslon. Tidak ada nama Anies Baswedan sebagai salah satu calon, meskipun sangat dikehendaki warga Jakarta.

Pilkada Jakarta mempertontonkan kepada rakyat betapa sombongnya partai politik. Mereka merendahkan aspirasi rakyat, menolak calon yang diusung rakyat, dan dengan jumawanya mencalonkan calon dari partainya sendiri.

PKS sombong menolak Anies dan memilih bergabung ke KIM Plus, mengusung RK-Suswono. PKS yang sebelumnya gegap gempita mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Cagub bersama Sohibul Iman, tiba-tiba melepeh Anies dengan dalih tak cukup kursi, Anies telah melampaui deadline 4 Agustus.

Begitu ada putusan MK, PKS tetap saja sombong tak mau kembali mengusung Anies, dengan dalih sudah ada komitmen dengan KIM Plus di sejumlah Pilkada. Seolah komitmen untuk aspirasi warga Jakarta yang ingin mengusung Anies bisa gampangnya diabaikan.

KIM Plus sombongnya tak mau kalah. Aspirasi warga Jakarta  ingin dipimpin Anies, yang juga warga Jakarta. Koalisi parpol ini malah mengusung Ridwan Kamil, padahal bukan warga Jakarta. Bahkan RK pernah nyinyir dan merendahkan warga Jakarta.

KIM Plus lebih memilih RK yang nyinyiri warga Jakarta, ketimbang Anies yang diinginkan warga Jakarta. Sombong sekali, seolah suara warga Jakarta tidak bernilai.

PDIP sombongnya juga tidak ketulungan. Sudah sibuk puja puji Anies, Jokowi pengkhianat, KIM Plus bagian dari rezim, mengundang Anies ke DPD dan DPP PDIP. Ternyata ngeprank. Tak jadi usung Anies, malah usung Pramono, Seskab Jokowi, yang tak pernah diinginkan warga Jakarta.

Jadi lengkap sudah kesombongan parpol yang menganggap sepele aspirasi warga Jakarta. Karena itu partai sombong harus dilawan dengan balasan sombong.

Golput! Adalah balasan yang setimpal untuk kesombongan parpol. Tak usah datang ke TPS, biar saja calon parpol dipilih parpol dan pengurusnya.

Tonton saja, orang yang datang ke TPS adalah gerombolan orang parpol yang sombong. Kita rakyat lebih baik duduk santai dan bercengkerama dengan keluarga.

Kalau tidak datang, nanti suara dimanipulasi, akan dicurangi untuk memenangkan Parpol? Hehe, memangnya Pilpres 2024 lalu rakyat golput? Rakyat milih, tetap saja hasilnya dimanipulasi.

Nanti kertas suara dimanfaatkan? Kita coblos semua biar rusak?

Ini kurang kerjaan. Kalau mau manipulasi suara, kertas bisa nyetak di luar. Bukan menunggu sisa suara yang tidak tercoblos di TPS. Lagi pula modus operandi curang itu bukan di TPS, tapi saat tabulasi suara dan keputusan. Mainnya dengan KPU, bukan dengan penjaga kotak TPS.

Agar rakyat serius marah atas kesombongan partai, buktikan dengan tidak datang ke TPS. Biar parpol tahu mereka memang bisa sombong ngatur-ngatur siapa yang jadi calon. Tapi kita juga bisa sombong, gak mau datang ke TPS.

Jangan sampai sudahlah calon kita diabaikan parpol, kita masih mau menjadi kerbau yang dicucuk hidungnya, datang ke TPS untuk melegitimasi pesta Parpol. Enak saja, itu sama saja sudah ditipu mau dikencingi parpol. []