Jelang Pilkada Serentak Megawati Elus Dada

Jelang Pilkada Serentak Megawati Elus Dada
Obsessionnews.com - Memasuki momen pendaftaran Pilkada Serentak rupanya membuat Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri mengelus dada. Dia melihat elite sekarang ini terlalu nyaman dan tidak tahu apa yang terjadi di dalam negeri. Megawati membeberkan keresahannya itu dalam acara penyerahan duplikat bendera pusaka dari BPIP kepada kepala daerah di Balai Samudra, Jakarta, Senin (5/8). Mega dalam pidatonya mengaku tidak mau direm, dan ingin melontarkan kegundahannya selama ini. Baca juga: Pesan Megawati untuk Hasto: Kamu Ditangkap, Kapolri Saya Datangi "Awas kalau kalian hanya egois, awas kalau kalian hanya maunya untuk keenakan diri sendiri dan keluarga kalian," kata Mega, setengah berteriak, menutup pidatonya. Hadir dalam acara tersebut Ketua BPIP Yudian Wahyudi, n Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Wakil Ketua Dewan Pengarah Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno. Para penjabat (Pj) kepala daerah juga hadir. Dia mengajak para hadirin untuk merenungkan kondisi bangsa sekarang ini. Apakah Indonesia Raya sudah seperti yang dikisahkan dalam bait-bait lagu kebangsaan karya WR Supratman itu. Baca juga: Pilkada Serentak, Jokowi Mencoblos di Jakarta "Kalian enggak punya nurani, kalian tidak punya etika, kalian tidak punya moral? Ayo pikir bapak-bapak, ibu-ibu terhormat, apakah begitu sekarang Indonesia Raya itu adalah makhluk-makhluk manusianya," kata Mega. Mega merasa memiliki kualitas untuk berbicara banyak soal perjalanan bangsa. Malahan dia mengibaratkan dirinya sebagai barang antik karena bagian dari sedikit kalangan tersisa yang mengenal para pendiri bangsa. Mega merasa penting mengingatkan pentingnya semangat demokrasi dalam Republik Indonesia. "Saya enggak bisa kalau terus "enggak boleh ngomong bu". Enggak saya punya mulut. Hak saya untuk berbicara kalau mengakui negara kita adalah negara demokratis," kata Mega. Persamaan hak untuk berbicara, kata Mega, juga harusnya diterapkan dalam pelaksanaan pemilu. Rakyat selaku pemegang kedaulatan tertinggi harus dipastikan mendapatkan hak untuk memilih maupun dipilih. Dirinya menyinggung pelaksanaan Pemilu 2024 yang dianggapnya tidak netral karena kepala daerah tidak berani bersikap. "Saya tahu kok. Saya elus dada saya," ungkapnya. Kecurangan pemilu, kata Mega, sudah diakui rakyat. Malahan dia meminta para Pj kepala daerah untuk datang sendirii bertanya kepada rakyat. "Temuin rakyat, ngomong dah. Ini kenyataan lho. Mau saya buktikan?" Dia meminta pelaksanaan pilkada harus lebih baik dibanding pemilu. Pj kepala daerah dianggap berperan penting untuk menyukseskan pilkada serentak. "Sekarang, biarin dah itu pilkada jalan yang benar saja. Enggak usah dah pakai TSM. Udah deh enggak usah lah, kasihlah hak itu pada rakyat. Rakyat jangan dibodohi melulu," tuturnya. Dalam kesempatan itu Mega juga merasa hubungannya dengan Presiden Jokowi baik-baik saja. Hanya dipersepsikan merenggang lantaran dirinya menolak aspirasi perpanjangan masa jabatan presiden, atau tiga periode. Dirinya merasa tidak ada yang salah dari sikapnya menolak. "Itu kan ranahnya yang namanya hak konstitusi," ungkap Mega. (Erwin)