Obsessionnews.com - Event transformasi digital terbesar di Indonesia, Digital Transformation Indonesia Conference and Expo (DTI-CX) kembali digelar. Acara yang menjadi wadah bagi perkembangan digital di Indonesia ini diselenggarakan berkat kerja sama antara Asosiasi Diskominfo Provinsi Seluruh Indonesia (ASKOMPSI), Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), serta PT Adhouse Clarion Event sebagai panitia penyelenggara. Baca juga: DTI-CX 2024 Digelar, Siap Dukung Kebutuhan Transformasi Digital di Sektor Industri  Tahun ini, DTI-CX 2024 mengusung tema "Continuing the Journey: Sustainable Growth through Digital Transformation," yang akan menggali potensi Indonesia sebagai salah satu kekuatan ekonomi global pada tahun 2045 melalui transformasi digital. Acara tersebut digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (31/7/2024). DTI-CX 2024 berlangsung selama dua hari yakni 31 Juli dan 1 Agustus 2024. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menjelaskan transformasi digital telah menjadi satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan peningkatan daya saing bangsa di era industri 4.0. “Pemanfaatan teknologi digital tidak hanya menjadi keharusan, tapi juga menjadi kunci untuk mencapai efisiensi operasional, inovasi produk, dan peningkatan layanan kepada masyarakat,” ujar Arif. Dengan tema Sustainable Growth Through Digital Transformation, sangat relevan dengan kebutuhan zaman sekarang, transformasi digital tidak hanya tentang adopsi teknologi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang merubah cara berpikir, cara bekerja. “Dan cara kita melayani masyarakat. Dalam konteks ini, pentingnya transformasi digital dapat kita lihat di berbagai sektor,” ucapnya. Pertama, kata Arif, faktor lingkungan umum seperti kebijakan pemerintah dan kondisi ekonomi global yang semakin mendorong digitalisasi. Kebijakan pemerintah dalam mendukung ekonomi digital memberikan dorongan besar bagi perusahaan untuk mengadopsi teknologi baru. Kedua, lingkungan pasar dan persaingan di mana persaingan ketat di pasar global memaksa perusahaan untuk terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi. Beberapa waktu lalu, Indonesia kedatangan pemain global industri penyelenggara internet. Kehadirannya menjadi pembelajaran bagi APJII dan anggotanya untuk terus berinovasi agar tetap kompetitif. Ketiga, lingkungan industri yang terus berkembang dengan adopsi teknologi baru seperti IoT, AI, dan Big Data. “Keempat, lingkungan perusahaan yang mendukung inovasi dan adaptasi teknologi baru sangat penting dalam proses transformasi digital di Indonesia,” ucapnya. Baca juga: DTI CX 2024 Berhasil Tarik Perhatian Banyak Peserta APJII yang didirikan 28 tahun lalu kini memiliki 1.105 perusahaan penyelenggara telekomunikasi di Indonesia dan mengelola sekitar 4.400 alamat IP. Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana transformasi digital di Indonesia bergerak sangat cepat. Tiga tahun lalu, jumlah penyelenggara internet di Indonesia baru sekitar 550, kini sudah bertumbuh dua kali lipat. “Tentunya dinamika ini perlu dicermati agar keberlangsungan dan keberlanjutan transformasi digital di Indonesia tetap terjaga,” ungkapnya. Arif menekankan pentingnya meningkatkan kualitas kecepatan internet, bukan hanya menambah jumlah penyelenggara. “Kita juga mendorong pemerataan akses internet hingga ke pelosok Indonesia, terutama di wilayah timur dan Kalimantan,” ujarnya. Arif juga menyebutkan APJII mengelola Indonesia Inter-Exchange yang trafiknya berkembang pesat. “Tiga tahun lalu trafik Indonesia Inter-Exchange hanya sekitar 1,3 terabit, kini sudah mencapai 12,3 terabit,” tambahnya. Pertumbuhan ini menunjukkan pertukaran trafik data di Indonesia sangat besar dan perlu perhatian lebih. Selain itu, Arif mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan acara ini. “Semoga acara ini berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi kita semua,” pungkas Arif. (Pur)