Saham bank di Asia dan Eropa telah merosot, meskipun ada jaminan dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden bahwa sistem keuangan Amerika aman setelah jatuhnya dua pemberi pinjaman AS. Dilansir BBC, Selasa (14/3/2023), penurunan terjadi setelah pihak berwenang bergerak untuk melindungi simpanan nasabah ketika Silicon Valley Bank (SVB) yang berbasis di AS dan Signature Bank runtuh. Joe Biden berjanji akan melakukan "apa pun yang diperlukan" untuk melindungi sistem perbankan. Tetapi investor khawatir pemberi pinjaman lain mungkin masih terkena dampaknya. Pada hari Selasa, indeks saham Topix Banks Jepang turun lebih dari 7%, menempatkannya di jalur untuk hari terburuknya dalam lebih dari tiga tahun. Saham Mitsubishi UFJ Financial Group, pemberi pinjaman terbesar di negara itu berdasarkan aset, turun 8,1% pada perdagangan Asia tengah hari. Pada hari Senin Santander Spanyol dan Commerzbank Jerman melihat harga saham mereka turun lebih dari 10% pada satu titik. Serangkaian bank AS yang lebih kecil mengalami kerugian yang bahkan lebih buruk daripada rekan-rekan Eropa, meskipun meyakinkan pelanggan bahwa mereka memiliki lebih dari cukup likuiditas untuk melindungi diri dari guncangan. Volatilitas telah menimbulkan spekulasi bahwa Federal Reserve Amerika sekarang akan menghentikan rencananya untuk terus menaikkan suku bunga, yang dirancang untuk menjinakkan inflasi. Biden mengatakan bahwa orang dan bisnis yang telah menyetor uang ke Silicon Valley Bank akan dapat mengakses semua uang tunai mereka mulai Senin, setelah pemerintah turun tangan untuk melindungi simpanan mereka secara penuh. Banyak pelanggan bisnis menghadapi kemungkinan tidak dapat membayar staf dan pemasok setelah dana mereka dibekukan. Koresponden Teknologi BBC Amerika Utara James Clayton berbicara kepada orang-orang yang mengantri sepanjang hari di luar cabang SVB di Menlo Park, California, untuk mengakses dana mereka. Karena bank tidak lagi menawarkan transfer kawat, mereka mengeluarkan uang mereka dalam bentuk cek kasir. (Red)