Man City Hancur Dramatis, Madrid Bobol 3 Gol di Menit Akhir

Manchester City hancur dramatis di leg II semi final Liga Chapions 2021-2022. Pasalnya, meski sudah unggul 1-0 hingga 1 (satu) menit jelang bubar, tapi di menit akhir ke-90 Real Madtrid samakan kedudukan, ditambah perpanjangan waktu di menit ke-91 dan 105 klub Spanyol tersebut berhasil sarangkan gol ke gawang klub asuhan Guardiola. Sang pelatih pun bilang, ini rasanya kejam banget. Hasilnya, Madrid hancurkan Man City setelah menang 3-1 melalui babak perpanjangan waktu. Madrid lolos ke final karena unggul agregat 6-5 atas Man City. Di partai puncak yang berlangsung pada Minggu (29/5/2022) dini hari WIB, Real Madrid bakal berjumpa Liverpool untuk merebut juara Liga Champions. https://youtu.be/uGzDKU7gxho Tampaknya, sepak bola pun kembali menyajikan drama mereka sendiri, dengan Manchester City jadi pihak yang terluka tanpa disangka, ketika laga kontra Real Madrid pada semi-final leg kedua Liga Champions 2021/22 di Santiago Bernabeu rampung. Semuanya terasa baik-baik saja untuk Man City, sebelum akhirnya mereka 'amsyong' pada menit-menit akhir. Bertanding pada Kamis (5/5) dini hari WIB, segalanya nampak baik-baik saja bagi Man City dengan mereka bermodalkan kemenangan 4-3 dari leg pertama. Riyad Mahrez membuat City nampak aman pada menit ke-73 di Bernabeu, dengan golnya. Man City seperti memegang kendali hingga pada menit-menit akhir segalanya berubah, karena perubahan taktik serta pergantian pemain yang jitu dilakukan oleh Real Madrid. Dalam rentang waktu dua menit (90' dan 91') Rodrygo mencetak gol untuk Real, yang ditutup penalti Karim Benzema pada menit 105'. https://youtu.be/Jpf3s5H3kLY Drama ini begitu sulit diterima oleh Pep Guardiola, manajer Manchester City. Mantan manajer Barcelona itu mengakui bahwa sepakbola terasa begitu kejam untuk pihaknya pada malam di Madrid ini. Selain itu diakui, bahwa penampilan dari Citizens tak sepenuhnya bagus. "Ya [terasa sangat kejam]. Kami sudah dekat [dengan final] tetapi pada akhirnya kami tidak bisa mencapainya," buka Guardiola selepas laga. "Di babak pertama kami tidak cukup baik tetapi kami tidak banyak menderita. Setelah kami mencetak gol, kami lebih baik, kami menemukan tempo kami dan para pemain merasa nyaman," sambung Guardiola. "Kami tidak banyak menderita tetapi kami tidak memainkan permainan yang terbaik. Itu normal. Ini adalah semi-final dan para pemain bisa merasakan tekanan. Kami harus menerimanya. Sekarang kami membutuhkan waktu untuk memprosesnya, dan kembali bersama orang-orang kami di rumah," tukasnya. Dengan demikian, partai final akan mempertemukan Real Madrid dan klub Inggris lainnya, Liverpool. Pada semi-final lainnya, Liverpool secara mantap menggulung wakil Spanyol lainnya, Villarreal, dengan total agregat 5-2. Aneh, Madrid Tembus Final Carlo Ancelotti mengakui ada "sesuatu yang aneh" di balik keberhasilan Real Madrid menembus final Liga Champions musim ini. Los Blancos musim ini tidak terlalu diunggulkan untuk bisa mencapai final Liga Champions, tapi bersama Ancelotti mereka mewujudkannya. Los Blancos secara dramatis menang 3-1 atas Manchester City dalam duel leg kedua semi-final di Santiago Bernabeu, Kamis (5/5) dini hari WIB, membutuhkan gol di menit-menit akhir untuk membalikkan ketertinggalan agregat. Riyad Mahrez mencetak gol pada menit ke-73 untuk membawa City unggul 5-3, sebelum Rodrygo mencetak dua gol dalam dua menit jelang laga berakhir, dan Karim Benzema mengonversi penalti di perpanjangan waktu untuk membawa Madrid ke final melawan Liverpool di Paris pada 28 Mei. Perjalanan Madrid di Eropa musim ini memang luar biasa, bukan pertama kalinya mereka menang heroik atas City, karena di babak 16 besar mereka juga bangkit dari ketertinggalan lawan Paris Saint-Germain dan juga Chelsea di perempat-final. "Sesuatu yang aneh telah terjadi," kata Ancelotti, yang sekarang menjadi manajer pertama yang melatih di lima final Liga Champions. "Kami mengalami malam yang fantastis. Kami bermain melawan tim yang sangat kuat, tim yang dipandang sebagai kandidat untuk memenangkan Liga Champions." "Para pemain tidak pernah menyerah. Ini spesial di sini. Tidak ada yang mengira Real Madrid akan memainkan final lagi tahun ini, dan kami ada di sana." Nostalgia Ancelotti lawan Liverpool Ancelotti, yang berhenti sebagai manajer Everton musim panas lalu dan kembali ke Bernabeu untuk menjalani periode kedua sebagai pelatih Madrid, pernah menghadapi Liverpool di dua laga final Liga Champions sebagai pelatih AC Milan. "Saya sangat senang memainkan final lainnya, melawan tim hebat, Liverpool," kata Ancelotti. "Saya bermain melawan Liverpool sebagai pemain pada tahun 1984 [di final Piala Eropa] dan kemudian [sebagai pelatih] pada tahun 2005, 2007 dan lagi sekarang. Saya tinggal di Liverpool selama dua tahun. Bagi saya ini adalah derby, saya masih seorang Evertonian." (Goal.com/Red)