Lengserkan PM Tak Becus Urus Ekonomi, DPR Pakistan Pilih PM Baru

Lengserkan PM Tak Becus Urus Ekonomi, DPR Pakistan Pilih PM Baru
Parlemen (DPE) Pakistan memilih Perdana Menteri (PM) baru setelah PM Iman Khan ditumbangkan usai menangkan mosi tak percaya terhadap PM yang dinilai tidak becus kelola ekonomi saat pandemi Covid-19 sehinga bikin kkrisis ekonomi di negeri ersebut. Perayaan berlangsung meriah di Karachi pada Senin (11/4/2022), setelah parlemen Pakistan memilih Shahbaz Sharif sebagai PM baru. Pemilihan itu mengakhiri kekacauan politik yang terjadi selama satu minggu terakhir yang mendorong mosi tidak percaya terhadap PM Imran Khan pada Minggu (10/4). Dengan meneriakkan kata-kata “kami kalahkan Imran,” para pekerja dari berbagai partai politik menyalakan kembang api untuk merayakan kehadiran pemimpin baru. Pemimpin lokal Partai PML-N, pimpinan Shahbaz Sharif, Nihaal Hashmi mengatakan “hari ini kekuatan jahat telah dikalahkan.” Sharif dilantik di istana marmer putih megah yang dikenal sebagai Istana Kepresidenan, dalam sebuah upacara singkat. Meskipun demikian, pelantikan itu tidak menjamin perdamaian atau memecahkan banyak masalah ekonomi, termasuk inflasi yang tinggi dan melonjaknya krisis energi. Sharif, saudara laki-laki mantan perdana menteri Nawaz Sharif yang dipecat dari jabatannya tahun 2017 lalu, meraih 174 suara setelah lebih dari 100 anggota parlemen Partai Keadilan Pakistan, atau Pakistan Tehreek-e-Insaf, mengundurkan diri dan keluar dari Majelis Nasional sebagai bentuk protes. Perolehan 174 suara itu melebihi mayoritas sederhana yang disyaratkan, dan cukup untuk mengesahkan undang-undang di majelis yang memiliki 342 kursi itu. Associated Press melaporkan, Sharif mengucap sumpahnya sebagai PM Pakistan dalam prosesi singkat di istana kepresidenan. Sharif akhirnya dilantik setelah terpilih sebagai PM Pakistan baru dalam pemungutan suara di parlemen usai Khan lengser. Untuk naik takhta, Sharif hanya membutuhkan 172 suara. Saudara mantan PM Nawas Sharif itu akhirnya meraup 174 suara dari 342 anggota parlemen. Lebih dari 100 anggota parlemen partai Khan, Tahreek-e-Insaf, mengundurkan diri dan tak ikut pemungutan suara tersebut. Perbedaan tipis perolehan suara Sharif ini dianggap bisa menjadi batu ganjalan pemerintahannya. Jika pendukung Khan turun ke jalan, kondisi akan kian rumit. Khan sendiri sudah menyerukan demonstrasi besar-besaran. Bila unjuk rasa berujung ricuh, tekanan terhadap para anggota parlemen makin kuat. Drama politik di Pakistan pun diprediksi bakal lebih dalam. Drama ini sebenarnya sudah dimulai selama beberapa pekan belakangan. Semua bermula ketika warga mendesak Khan turun karena dianggap tak becus mengurus perekonomian Pakistan. Parlemen lantas berencana mengajukan mosi tidak percaya. Ketika gagasan mosi tidak percaya bergulir, Khan melakukan berbagai cara untuk membatalkannya, termasuk dengan membubarkan parlemen pada awal pekan lalu. Pengadilan lantas turun tangan hingga akhirnya pemungutan suara mosi tidak percaya dijadwalkan digelar di parlemen pada akhir pekan lalu. Pemungutan suara ini sempat tertunda beberapa kali karena gesekan di dalam parlemen. Proses itu akhirnya berjalan dan Khan dilengserkan dari jabatannya. (VOAInonesia/CNN/Red)