Selasa, 23 April 24

Ray Rangkuti: Demo 2 Desember Tak Perlu Dianggap Makar

Ray Rangkuti: Demo 2 Desember Tak Perlu Dianggap Makar
* Ray Rangkuti.

Jakarta, Obsessionnews.com – Aksi Bela Islam 3  dan sekaligus aksi buruh pada tanggal 2 Desember 2016 yang dituding oleh sejumlah pihak sebagai tindakan makar, dinilai berlebihan. Sebab isu yang mempertanyakan sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait penegakan hukum yang disikapi dengan aksi unjuk rasa, tidak cukup jadi alasan untuk menyebut aksi itu sebagai upaya makar.

Hal tersebut diungkapkan oleh pengamat politik dan pendiri Lingkar Madani, Ray Rangkuti. Menurut Ray, demo 212 tidak lagi fokus pada kasus penistaan agama yang diduga dilakukan oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tetapi lebih kepada besarnya muatan politik di baliknya.

“Demonstrasi tanggal 2 Desember mendatang saya prediksi suasana politiknya lebih dominan daripada isu awalnya (penegakan hukum),” katanya saat dihubungi Obsessionnews.com, Selasa (23/11/2016) siang.

Ia menuturkan, terkait demonstrasi tersebut dibutuhkan perangkat yang lebih komprehensif sebagai satu sinergi guna sampai pada kesimpulan makar.

“Oleh karena itu, aksi unjuk rasa yang akan dilaksanakan pada 2 Desember yang akan datang tak perlu distigma dan disikapi sebagai aksi makar. Cukup dilihat sebagai aksi politik yang tidak lagi murni semata untuk aksi bela Islam. Bahkan boleh disebut motif politiknya sudah lebih kental daripada mengusung isu awalnya bela Islam. Karena itu lebih bernuansa politis, maka cukup disikapi secara politik biasa,” tutur  pria kelahiran 20 Agustus 1969 ini.

Selain itu Ray menilai demonstrasi ini juga cukup disikapi secara politik saja. Yaitu dengan memberi keleluasaan akan ekspresi tuntutan politiknya.

“Bahkan sampai minta presiden untuk mundur misalnya, selama berjalan sesuai dengan aturan yang semestinya. Tak perlu distigma apalagi dihalang-halangi. Biarkan mereka mengungkapkan ekspresi politk mereka sembari memberi kesempatan kepada khalayak luas apakah tuntutan mereka logis, dapat dipercaya dan sesuai dengan niat awalnya. Masyarakat kita akan mampu membedakan mana aksi untuk bela Islam dan mana pula aksi politik dengan label bela Islam,” ucapnya. (Aprilia Rahapit)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.