Kamis, 28 Maret 24

Breaking News
  • No items

RAPBN dan Nota Keuangan 2016 Tak Akan Perkuat Rupiah

RAPBN dan Nota Keuangan 2016 Tak Akan Perkuat Rupiah
* Arief Poyuono

Jakarta, Obsessionnews – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono SE Mcom menilai, prediksi ekonomi nasional dalam RUU ÀPBN 2016 terlalu percaya diri dan tidak realistis dengan mematok pertumbuhan ekonomi 5,5 persen dari postur fundamental Ekonomi Indonesia 2015.

“Sangat tidak mungkin pertumbuhan ekonomi akan tumbuh di 5,5 persen apalagi alasannya adalah perbaikan Ekonomi Dunia yang dimotori oleh Amerika Serikat dan perbaikan ekonomi di Eropa sangat tidak mempunyai efek kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional,” tegasnya kepada obsessionnews.com, Jumat (14/8/2015).

Karena, menurut Poyuono, investor dunia khususnya investor dari Amerika Serikat, Timur Tengah dan China akan lebih tertarik untuk berinvestasi di Eropa yang sudah mempunyai Infrastruktur yang lebih mendukung investasi dibandingkan di Indonesia.

“Sebab, akibat krisis di Eropa saat ini banyak proyek-proyek dan aset-aset di Eropa yang punya nilai sangat murah dibandingkan di Indonesia serta memiliki tenaga kerja yang lebih memiliki skill dibandingkan tenaga kerja di Indonesia,” tandas Waketum Gerindra.

Sementara, lanjutnya, asumsi harga minyak mentah yang dipatok 60 US Dollar/barrel dalam RUU ÀPBN 2016 cukup realistis karena harga minyak dunia diperkirakan rata-rata akan di bawah 50 US Dollar.

“Hal ini disebabkan adanya perlambatan pertumbuhan Ekonomi Dunia sehingga komsumsi minyak dunia menurun. Artinya, makin membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional tidak akan mencapai 5,5 persen,” paparnya.

Arief Poyuono dan Prabowo
Arief Poyuono dan Prabowo

Selain itu, lanjut Poyuono, mungkin Ekonomi Nasional akan tumbuh di 4,2 persen dan itu pun bukan pertumbuhan ekonomi yang ditopang oleh investasi baru tetapi oleh komsumsi nasional yang didukung oleh import apalagi belajar dari pengalaman penyerapan APBN tidak maksimal dan malah disimpan di bank .

“Akibat penyimpanan dana APNN di bank dan Tidak dioptimalkan pengunaannya maka akan menciptakan inflasi karena akan menambah jumlah uang beredar akibat beban bunga terhadap penyimpanan dana APBN di bank,” ungkap Poyuono.

“Sementara dari pemaparan akan adanya masalah iklim yang akan berpengaruh terhadap ketersedian pangan maka sudah dipastikan import pangan akan semakin deras masuk ke Indonesia dan tentu saja ini membutuhkan devisa dalam bentuk US Dollar yang banyak belum lagi import BBM karena lifting minyak nasional diprediksi hanya 830 ribu barrel per hari, sedangkan kebutuhan BBM nasional perhari mencapai 2 juta barrel lebih,” tambahnya.

Bahkan, Poyuono menilai, inflasi yang dipatok pada 4,7 persen juga akan meleset karena penyebab inflansi lebih banyak di sektor pangan dan import pangan lebih banyak yang harus dibayarkan dengan US dollar artinya harga pangan akan lebih mahal.

Arief-Poyuono dan Jokowi

Jadi, tegas dia, sangat tidak signifikan asumsi makro ekonomi RAPBN 2016 dan Nota Keuangan 2016 yang mematok Nilai Kurs US dollar pada Rp 13400 sebab kebijakan the FED year on year akan meningkatkan suku bunganya ,tingginya import nasional dan menurunnya Eksport Nasional dan pembayaran hutang Luar negeri dan diprediksi karga kurs US Dollar pada tahun 2016 bisa mencapai Rp 15000 – 16000 / US dollar

“Dengan harga minyak dunia yang dipatok 60 US dollar/barrel artinya harga komoditi energies subtitusi juga akan semakin jatuh misalnya saja batubara akan semakin murah, begitu juga harga CPO akan semakin murah karena sudah tidak ekonomis dijadikan biodiesel,” tandasnya.

“Kalau sudah begini, artinya pengangguran akan bertambah dan PHK besar-besaran. Jadi, RAPBN 2016 dan Nota Keuangan 2016 tidak akan terealisasi sesuai prediksinya. Apalagi tim ekonomi Jokowi tidak terlalu diterima oleh Pasar sehingga investasi baru oleh Pemerintah saja bukan oleh swasta dan investor asing,” bebernya. (Ars)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.