
Bandung, Obsessionnews – Hingga pukul 23.00 WIB Sabtu (4/4) malam, banjir di Jalan Rancaekek Kabupaten bandung, sebagai penghubung Kota Bandung-Garut masih digenangi air. Dari pantauan Obsessionnews, banjir sekitar 30-50 cm itu akibat saliran air yang mampet.
Hujan yang mengguyur kawasan Bandung sampai Garut membuat air naik jalan raya, karena drainase tak mampu menampung air dan akhirnya banjir sampai ke pemukiman warga. Selain itu, beberapa pabrik tekstil di kawasan tersebut juga terendam banjir, seperti Pabrik PT Kahatex dan PT. Kwalram.
“Banjir campur limbah pabrik ini seharusnya cepat diatasi. Bagaimana sih, katanya akan diperbaiki, malah kini semakin parah,” ujar Sidiq, sopir angkot jurusan Cileunyi, Sabtu (4/4/2015) tengah malam.
Diduga sejumlah pabrik yang marak di kawasan ini membuang limbah saat hujan deras, karena air yang menggenang juga warna warni seperti merah, hijau dan warna lainnya dengan bau limbah yang menyengat.
Sidiq meminta pihak Pemerintah Kabupaten Bandung dan Pemkab Sumedang serta Pemerintah Propinsi Jawa Barat, segera melakukan perbaikan dan diharapkan lokasi banjir tersebut tidak hanya menjadi objek kunjungan kerja atau sidak semata.
Air semakin bertambah karena sejumlah sungai yang melintasi kawasan tersebut juga meluap, seperti sungai Cikeruh, Cimande dan Cikijing. Sejumlah petugas ektra sibuk mengatur arus lalu lintas, begitupun ratusan rumah warga tergenang banjir terutama daerah Cikijing dan Warung Cina Desa Mangunarga Kecamatan Cimanggung.
Sementara itu, Sabtu sore (4/4), sejumlah banjir cileuncang atau banjir perkotaan juga terjadi di Kota Bandung dan mengganggu arus lalu lintas, seperti Jl. Kiaracondong, jl. Jamika, Pagarsih, Kopo, Cibaduyut, Mohammad Toha dan Antapani juga terendam banjir dengan ketinggian beragam, mulai dari 10-40 cm.
Hujan yang disertai angin kencang dan gemuruh petir yang bergantian tersebut, membawa aliran banjir cileuncang semakin tinggi di ruas jalan kiaracondong sebelah kiri dari arah jalan Soekarno-Hatta Bandung. Ketinggian air mencapai 10-20 cm, bahkan dibeberapa titik menjelang jalan Sekejati Bandung air seperti disungai yang airnya ‘ngagulidag’ (mengalir deras).
Hal itu terjadi akibat drainase yang buruk, sehingga air tidak dapat mengalir dengan deras bahkan tumpah ke jalan raya sementara ruas jalan sebelahnya cukup tinggi, sehingga hanya genangan sedikit saja. Sejumlah warga yang sebelum hujan terjadi terpaksa berada di warung atau tempat berteduk terpaksa harus bertahan di beberapa titik, seperti di warteg, pedagang es sekoteng, bengkel maupun tempat yang cukup teduh lainnya.
Maman pedagang cuankie yang tengah makan di warteg akhirnya harus bertahan di tempat tersebut, sambil mengatakan’wegah ah hujan badag kieu/besar gini’, senada dengan Maman, Ujang tukang sol sepatu juga bertahan di tempat tersebut sambil sesekali melihat keluar berharap hujan cepat reda. Sampai berita ini diturunkan sekitar pukul 14.30 WIB hujan pun semakin membesar.
Di beberapa titik juga terjadi hal yang sama seperti di kawasan Rajawali Barat, dahan ranting dan genangan air semakin bertambah, hal ini diakui Buddy Wirawan warga Rajawali Barat yang terpaksa membatalkan kepergiannya menjemput istrinya di kawasan jalan Oto Iskandardinata Bandung. “Wah kalau saya berangkat sekarang akan terjebak banjir lebih besar lagi dikawasan jl Pagarsih, kemarin-kemarin juga saya terjebak banjir sampai selutut untuk saja sepeda motor tidak mati mesinnya,” paparnya. (Dudy Supriyadi)