
Jakarta, Obsessionnews.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menilai Raja Arab Saudi Salam bin Abdul Aziz al Saud bertemu dengan Megawati dan Puan Maharani adalah hal yang biasa. Karena yang dikenal Raja Salman itu hanyalah Sukarno (Soekarno) nya, Presiden pertama RI yang berani lantang menantang penjajah di negara-negara Asia Afrika.
“jadi, hal yang biasa saja. Pertama, Megawati dan Puan adalah satu Partai dengan pak Joko Widodo sebuah hal lumrah Pak Joko Widodo berikan keistimewaan bagi Ketua Umum Partainya. Kedua, apapun juga nama besar Sukarno sangat dihormati di Arab Saudi sebagai seorang umat Islam yang bisa membangunkan semangat revolusi kemerdekaan di jazirah Arab termasuk Arab Saudi,” tegas Arief Poyuono kepada Obsessionnews.com, Kamis malam (2/3/2017).
“Jadi, tidak ada rasa keadilan dan kepatuhan yang dilanggar oleh Presiden dengan mempertemukan Megawati Soekarnoputri dan anaknya dengan Raja Salman,” tandas Pentolan Gerindrta.
Apalagi, lanjut Arief, semua orang tahu kalau ada SBY dalam sebuah pertemuan pasti Megawati tidak akan hadir. “Sebab, kan apa yang diperlakukan SBY pada tahun 2004 yang menghianati Megawati tetap jadi sebuah ingatan yang tak bisa dilupakan,” tuturnya.
Ia menambahkan, konon waktu Obama datang ke Jakarta pertama kali, sebenarnya bukan SBY yang punya inisiatif mengundang Megawati ke Istana untuk jamuan makan malam tetapi adalah karena permintaan Barrack Obama untuk meminta Megawati hadir, karena Obama juga mengagumi Sukarno.
“Mungkin untuk keluarga Soeharto tidak diundang secara ekslusif bisa jadi ketokohan Soeharto secara romantisme dan hubungan pemerintah Arab Saudi dan Indonesia tidak punya kesan yang menarik bagi keluarga Raja Arab,” paparnya.
Pasalnya, menurut Arief, hanya Sukarno yang membuat rakyat di Timur Tengah dan pemimpinnya yang terkesan dengan kehebatan Sukarno dalam politik international menentang kalangan bangsa penjajah di negara di Timur Tengah
“Hanya di Indonesia saja di era Orba, Sukarno tidak dihormati, sampai mau pasang fotonya saja bisa dianggap Sukarnois alias PKI, padahal di luar negeri nama Sukarno itu identik dengan nama Indonesia dan fotonya banyak dipajang di hotel-hotel dan rumah di Timur Tengah, Vietnam dan China,” bebernya.
Sebelumnya, puteri mendiang Presiden Sukarno, Rachmawati Soekarnoputri mengaku geram dengan tindakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan juga Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Jokowi dan Megawati saat ini sudah menghancurkan nilai Trisakti. Bahkan menurut pendiri Yayasan Bung Karno itu, Nawacita dan revolusi mental hanya slogan abal-abal. Tak hanya itu, Rachma pun menegaskan jika Megawati bukan lagi anak ideologis Sukarno karena membiarkan negara dikuasai oleh asing. (Red)