Kamis, 18 April 24

Raih Doktor Usai Teliti Sel Punca Kanker Payudara

Raih Doktor Usai Teliti Sel Punca Kanker Payudara
* Ahmad Ghozali,

Press Release

Yogyakarta – Kanker payudara  umumnya ditemukan pada usia muda dan stadium lanjut sebagai penyebab kematian tertinggi pada wanita. Tingginya risiko kematian disebabkan kecenderungan tumor primer yang menjalar ke organ paru, hati, tulang, dan otak. Sebagian besar kematian pasien kanker payudara  disebabkan oleh efek metastasis daripada efek tumor primer. Diperkirakan 40% pasien kanker payudara meninggal karena faktor metastasis. Oleh karena itu, identifikasi adanya sel-sel yang telah bermetastasis sedini mungkin sangatlah penting.

Dosen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas  Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dr. Ahmad Ghozali, Sp.PA(K), mengatakan, pertumbuhan dan progresivitas kanker payudara sering dihubungkan dengan peran sel punca kanker dan persinyalan Notch1. Notch adalah protein membran yang terekspresi pada sel penerima sinyal sehingga bekerja sebagai reseptor.

Untuk mengetahui hubungan keberadaan sel punca kanker dengan ekspresi gen Notch1, Ghozali melakukan penelitian dengan mengambil sampel 120 sampel kasus kanker payudara di DIY sepanjang tahun 2008 hingga 2014 dari RSUP Sardjito Yogyakarta. Menurutnya, penelitian ini juga untuk mengetahui patogenesis kanker payudara melalui keberadaan sel punca kanker, persinyalan Notch1 dan miRNA-200c.

Dari penelitian tersebut, kata Ghozali, diketahui usia termuda penderita kanker payudara di DIY  adalah 22 tahun sedangkan tertua 73 tahun dengan rerata umur 49,2 tahun.  “Sekitar 69 persen pasien kanker payudara adalah kelompok umur 40-60 tahun, di bawah 40 tahun sebanyak 11,1% dan di atas 60 tahun sebanyak 15,1%,” kata Ghozali dalam ujian terbuka promosi doktor di FK UGM, Selasa (31/1/2017).

Pelitian ini menyimpulkan bahwa persinyalan Notch1 sebagai penyebab tingginya prevalensi sel punca. Ada kecenderungan ekspresi gena Notch1 yang tinggi akan mensupresi ekspresi miRNA-200c. “Tingginya aktivitas Notch1 dan tersupresinya miRNA-200c dimungkinkan miRNA-200c digunakan sebagai terapi  kanker payudara,” paparnya.

Meski demikian, penelitian ini masih merupakan penelitian awal sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan melibatkan lebih banyak macam-macam faktor yang berperan dalam regulasi sel punca kanker dan proses karsinogensis kanker payudara. (Humas UGM/Gusti Grehenson)   

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.