Kamis, 25 April 24

Puluhan Jurnalis Al Jazeera Diretas Perangkat Pengintai Israel

Puluhan Jurnalis Al Jazeera Diretas Perangkat Pengintai Israel
* Sebanyak 36 jurnalis Al Jazeera diduga alami peretasan. (Foto: Getty Images)

Sejumlah jurnalis Al Jazeera diduga mengalami peretasan dengan bantuan perangkat pengintai (spyware), yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Israel, NSO Group, kata peneliti keamanan siber.

Rincian dugaan peretasan yang menargetkan 36 anggota staf, termasuk pembawa acara TV dan petinggi Al Jazeera, telah dipublikasikan dalam laporan oleh Citizen Lab di Universitas Toronto.

Laporan itu mengatakan peretasan tersebut memanfaatkan celah dalam sistem perangan lunak iPhone yang digunakan oleh para jurnalis.

Namun, NSO Group membantah tudingan laporan itu dan menyebutnya “kurang bukti”.

Para peneliti Citizen Lab mengatakan, dengan “cukup keyakinan” mereka menyimpulkan bahwa dua peretas yang telah memata-matai melalui telepon jurnalis Al Jazeera, melakukannya atas nama pemerintah Arab Saudi dan UEA.

“Telepon-telepon itu disusupi menggunakan rantai eksploitasi yang kami sebut Kismet,” tulis para peneliti.

Pada Juli 2020, Kismet adalah serangan “zero-day” – yang berarti Apple tidak menyadari kekurangan di sistemnya tersebut. Kismet bekerja setidaknya pada sistem operasi iOS 13.5.1, dan dapat meretas iPhone 11 Apple, model terbaru pada saat itu.

Perangkat pengintai Pegasus

Citizen Lab mewaspadai potensi aktivitas mata-mata terhadap ponsel para jurnlais ketika dihubungi oleh Tamer Almisshal, seorang pembuat film investigasi di Al Jazeera.

Almisshal menyatakan kekhawatirannya bahwa iPhone miliknya telah diretas. Ia kemudian membiarkan Citizen Lab memantau aktivitas di ponsel itu.

“Kami memperhatikan bahwa pada 19 Juli 2020, ponselnya mengunjungi situs yang kami deteksi dalam pemindaian internet kami sebagai Server Instalasi untuk spyware Pegasus milik NSO Group, yang digunakan dalam proses menginfeksi target dengan Pegasus,” tulis peneliti Lab Citizen dalam laporan mereka. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.