
Kuala Lumpur – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad mengkonfirmasikan kemungkinan penangkapan Perdana Menteri (PM) Najib Tun Razak sekembalinya dari lawatan luar negeri.
IRNA melaporkan, Mahathir Mohammad, Minggu (20/9), mengatakan penyidikan negara asing terkait kasus pencucian uang oleh perusahaan MDB1 membuka peluang penangkapan Najib Tun Razak.
Mahathir sejak bulan lalu membulatkan tekadnya untuk melengserkan Najib dan mengatakan, negara-negara seperti Swis, Inggris dan Amerika Serikat memulai penyidikan kasus pencucian uang dan jika mereka menvonis Najib bersalah, maka permintaan kepada interpol untuk menangkap perdana menteri Malaysia dalam dilayangkan.
“Seperti langkah Najib yang menahan paspor sejumlah tokoh dengan tujuan mencekal mereka bepergian ke luar negeri, maka ia pun dapat diperlakukan serupa,” pungkas Mahathir.
Statemen Mahathir terkait pencekalan sejumlah paspor tokoh Malaysia mengisyartkan pencekalan Khairuddin Abu Hasan, salah satu mantan anggota Partai UMNO yang dilarang bepergian ke luar negeri dan kemudian ditangkap menyusul keterangannya mengenai skandal korupsi Najib.
Najib yang memegang jabatan perdana menteri Malaysia sejak tahun 2009 hingga sekarang, kini dihadapkan pada tudingan suap dan masuknya uang sebesar 700 juta dolar ke rekening pribadinya. Menurut Najib, uang tersebut merupakan hadiah politik dari salah satu negara Timur Tengah.
Najib yang juga menjadi direksi perusahaan MDB1 mendapat kritikan luas akibat ketidakmampuannya memimpin perusahaan tersebut. (irib.ir)