Padang, Obsessionnews.com – Pada 2 Desember 2016, kita dipertontonkan bagaimana aksi super damai 212, demo bela Islam jilid III yang elegan.
Dalam jumlah manusia yang sangat fantastis, peserta demontrasi sanggup menunjukkan kelas. Pesan yang disampaikan mengena, bahkan lingkungan sekitar tidak terganggu.
Tumbuhan dan taman yang ada di sekitar peserta aksi demi, tidak ada yang rusak. Peserta demo melaksanakan secara tertib. Begitu selesai aksi, sampah dibersihkan peserta demo sendiri.
Lalu, apa yang mempersatukan peserta demo berkumpul di Jakarta. Ummat Islam tersinggung akibat Basuki Thajaja Purnama (Ahok) tidak bisa menjaga lisannya, ketika Ahok menyinggung Surat Al Maidah ayat 51 saat berada di Kepulauan Seribu.
Ketersinggungan inilah, masyarakat dari penjuru nusantara, termasuk Sumbar menuntut agar Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama dipenjarakan, pasca ditetapkan sebagai tersangka penista agama.
Aksi unjuk rasa yang lebih dikenal dengan sebutan 212, usai sudah. 20 bus yang membawa rombongan peserta aksi demo dari Sumbar berangkat Minggu (4/12/2016) malam menuju Sumbar.
Khusus dari Padang, rombongan disambut Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah. Peserta aksi demo ini disambut Walikota mulai dari perbatasan Padang-Solok. Dari perbatasan beriringan menuju Mesjid Agung Nurul Iman.
“Rombongan disambut Pak Walikota Selasa (6/12/2016) dinihari sekitar 00.30 Wib,” kata Kepala Bagian (Kabag) Humas dan Protokol Pemerintah Kota (Pemko) Padang Mursalim kepada obsessionnews.com, Selasa (6/12/2016) siang.
Menurut pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang Asrinaldi, Ahok sudah memenuhi unsur untuk ditahan.
Namun, ada kekuatan besar sehingga Ahok tidak ditahan meskipun sudah dijadikan tersangka atas penistaan agama. (Musthafa Ritonga/@alisakinah73)
