Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

PT Charoen Pokphand Suplai Pakan Peternak Ayam Mimika

PT Charoen Pokphand Suplai Pakan Peternak Ayam Mimika
* Mustofa.

Timika, Obsessionnews – Kabupaten Mimika, Papua, diketahui belum memiliki perusahaan sarana produksi peternakan. Maka, untuk memenuhi kebutuhan pakan pun, peternak ayam petelur harus bergatung pada stok milik grosir Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).

“Di sini Mimika bukan daerah produksi itu masalahnya, jadi semua sarana produksi ternak yang ada di sini kita datangkan dari luar,” ujar Perwakilan Grosir dari LPMAK Mustofa saat berbincang dengan wartawan di Timika, Sabtu (12/12/2015).

Mustofa mengatakan stok pakan yang mereka miliki hanya bisa memenuhi kebutuhan peternak yang merupakan binaan mereka. Biasanya kata dia, menjelang Desember, pakan ternak mengalami kelangkaan karena sulitnya transportasi.

“Kalau bicara kesulitan ya mungkin sama dengan pedagang, kita juga kadang mengalami kesulitan khusus Desember ini kita kesulitan ditransportasi,” katanya.

Pakan ternak LPMAK sendiri dibeli dari PT. Charoen Pokphand Indonesia di Surabaya. Kemudian dikekola oleh grosir untuk memenuhi kebutuhan peternak binaan. Ada 16 kelompok peternak ayam petelur yang menjadi binaan LPMAK.

“Kebetulan saya dipercaya untuk mengelola, kita menyediakan untuk teman-teman binaan. Untuk peternak lama kita ada 13 yang kita bina dari warga 7 suku, yang ini 3,” ucap Mustofa.

Tingginya permintaan pakan ternak di Kabupaten Mimika belakangan terus meningkat seiring dengan banyaknya warga dilibatkan dalam usaha ternak ayam. Seperti diungkapkan Marten Degei, seorang peternak ayam petelur dari Satuan Pemukiman (SP) 2.

“Kalau ayam di bawah 19 minggu itu variasi ada 18, ada 17 gram sekarang produksi puncak jadi 1 hari satu ayam habiskan 120 gram,” ujar Marten.

Bapak satu anak itu mengungkapkan bahwa dalam sebulan dia bisa menghabiskan 150 sak pakan, sedangkan dana yang dikeluarkan dari kantong pribadinya juga terbilang besar. Diakuinya usaha ternak ini sebagai satu-satunya harapan untuk jaminan masa depan anaknya.

“Biasanya satu kali saya ke sana, uang saya dipotong untuk beli pakan, tapi karena namanya perusahaan saya percaya uang saya masih disimpan sebagai tabungan,” ungkap dia. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.