Sabtu, 20 April 24

Pro Kontra Mundurnya Ahok dari Partai Gerindra

Pro Kontra Mundurnya Ahok dari Partai Gerindra

Jakarta – Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, M.Taufik  menilai aksi mundurnya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terlalu berlebihan. Taufik menyesalkan, mundurnya Ahok dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang telah mengusungnya menjadi wakil Gubernur diumbar dengan berkoar ke masyarakat banyak.

“Kalau mau keluar gak usah cerita-cerita, kalau mau keluar ya keluar aja, dia minta dukungan sama saya, kalau dia berani bantah suruh debat sama saya, keluar silakan, itu kan hak dia, Dia keluar dari partai hari ini, dia masih keputusan partai. Nanti tanggal 25,” ujar Taufik kepada wartawan di Jakarta, Rabu (10/9/2014).

Menurut perwakilan DPRD dari Fraksi Partai Gerindra tersebut kalau kebijakan RUU itu nanti di putuskan pada tanggal 25 dan kebijakan itu diketuk palu oleh DPR, karena tanggal 25 nanti itu usungan Partai Gerindra, dia (Ahok) harus konsisten. Jadi, kata Taufik, kita lihat saja Ahok mau kemana.

“Yah masa dia mau ambil yang enak aja, istilahnya dia mau nabrak Perda tapi orang lain ngak boleh nabrak Perda,” pungkasnya.

Sementara itu, Ahok mengatakan kalau dirinya tidak ambil pusing dianggap tidak tahu terima kasih terhadap partai dan juga berlebihan. Menurutnya, pada Pilkada 2012 lalu, bukan hanya Partai Gerindra saja yang mengusungnya, melainkan ada partai lain yang menjadi koalisi saat itu yakni PDIP, sehingga ada pasangan Joko Widodo (Jokowi) – Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

“Memangnya cuma Gerindra yang nyalonin saya kemarin? Sama PDIP toh. Memangnya dicalonin sama dua partai itu saja. Terus, hanya pemilih PDIP dan Gerindra yang pilih saya? bukan kan. Kalau cuma orang dua partai itu pilih saya, bisa jadi nggak?” tanya Ahok kepada wartawan.

Seperti diketahui, Ahok tengah mengatakan secara tegas akan keluar dari Partai Gerindra dan saat ini tengah menyiapkan surat pengunduran diri dari partai yang mengusungnya saat Pilkada DKI Jakarta pada 2012 lalu.

Dengan dirinya keluar dari partai Gerindra, maka Ia memilih untuk tidak masuk ke partai manapun dan memilih untuk fokus bekerja benahi Jakarta. Alasan dirinya tidak pindah ke partai lain, lantaran pada periode berikutnya Ahok yakin tidak akan terpilih lagi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Terlebih, jika RUU tersebut benar disahkan, maka anggota DPRD tidak akan mengajukan dirinya lagi.

Namun hal yang berbeda dikatakan oleh Analis politik Literacy Political Institute (LPI), Adi Prayitno yang mengatakan jika Ahok berani mundur dari Partai Gerindra dan meninggalkan jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta, maka hal tersebut akan menjadi contoh bagi politisi yang lainnya dalam mengambil sikap.

“Ahok akan menjadi pelopor,” ujar Adi saat dihubungi wartawan.

Adi juga menambahkan bahwa Ahok sejatinya tidak perlu takut untuk mundur dari Partai Gerindra. Sebab, beberapa partai politik sudah memberikan sinyal akan menampung mantan Bupati Bangka Belitung itu.

“NasDem sudah kasih sinyal akan tampung Ahok. Ditambah lagi pernyataan Jokowi yang mengatakan jika Ahok mundur maka ia akan
mempunyai teman,”katanya.

Sekedar informasi, Ahok sendiri menyatakan diri akan meninggalkan Partai Gerindra. Ahok berniat mundur dari partai politik besutan Prabowo Subianto lantaran berbeda sikap dengan DPP Partai Gerindra terkait proses pemilihan kepala daerah. Partai Gerindra mengusulkan agar pemilihan kepala daerah dipilih oleh DPRD, sementara Ahok mendukung kepala daerah dipilih langsung. (Pur)

 

Related posts