Sabtu, 20 April 24

Presiden Iran Tuding Amerika dan Arab Bersengkongkol Bunuh Khashoggi

Presiden Iran Tuding Amerika dan Arab Bersengkongkol Bunuh Khashoggi
* Presiden Iran Hassan Rouhani dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (Foto: Tribunnews)

Teheran, Obsessionnews.com – Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar atas kematian jurnalis Jamal Khashoggi. Menurutnya, Arab Saudi tidak akan berani membunuh Khashoggi tanpa ada dukungan dari Amerika Serikat. Kedua negara tersebut, kata dia, bisa jadi telah bersengkongkol.

Pernyataan Rouhani ini menjadi yang terakhir dari sejumlah pernyataan pemimpin dunia dari Eropa, Amerika dan Indonesia, terkait pembunuhan jurnalis vokal yang berusia 60 tahun itu.

“Saya kira tidak ada satu negara pun berani melakukan itu tanpa adanya dukungan AS,” kata Rouani dalam pidato kepada kabinet yang disiarkan televisi lokal dan dilansir kantor berita IRNA serta dikutip oleh Channel News Asia, pada Kamis (25/10/2018).

Rouhani melanjutkan sebelum terungkapnya pembunuhan Khashoggi di kantor Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018, dia belum pernah menyaksikan sebuah kejahatan yang terorganisir semacam ini. ”Tidak akan terpikirkan pada hari ini dan abad ini kita akan menyaksikan kejahatan terorganisir seperti itu.”

Menurut Rouhani, kelompok suku yang memerintah Arab Saudi memiliki keuntungan dari aspek keamanan. “Keuntungan keamanan itu adalah mereka mengandalkan dukungan dari AS. Kekuatan adidaya ini yang mendukung mereka,” kata dia.

Kasus tewasnya jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, menjadi perhatian global setelah terungkap ini terjadi di dalam kantor Konjen Saudi.

Rekaman audio yang diperoleh otoritas Turki, seperti dilansir media Anadolu dan Yeni Safak, mengindikasikan Khashoggi dibunuh oleh tim beranggotakan 15 orang, yang belakangan diketahui disebut sebagai Tim Harimau. Sebagian dari tim ini merupakan pejabat intelijen, yang mengedalikan operasi keji itu.

Deputi Kepala Intelijen Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, telah diberhentikan karena terlibat dalam pengiriman tim pembunuh ini ke Istanbul.

Tim ini menyergap Khashoggi saat pria ini masuk ke kantor Konjen Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 siang hari. Mereka lalu menginterogasi Khashoggi dan mendesaknya agar mau pulang ke Arab Saudi. Saat Khashoggi menolak, mereka mulai menyiksa lalu membunuhnya.

Presiden AS, Donald Trump, yang sebelumnya sempat bersimpati terhadap Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, dengan menyebutnya mampu mengendalikan keadaan, kemarin mulai berubah sikap.

Trump menyebut pemerintah Arab Saudi berupaya menutup-nutupi kasus tewasnya Jamal Khashoggi ini dengan cara yang terburuk dalam sejarah. Dia juga mengisyaratkan MBS, panggilan dari putra mahkota Saudi, kemungkinan terlibat karena dia mengendalikan berbagai hal di negaranya. (Albar)

 

Baca juga:

Kritik Khashoggi Pada Penguasa Arab Sebelum Akhirnya Dibunuh

Khashoggi Dibunuh, Kebebasan Pers Harus Dilindungi

Gara-gara Kematian Khashoggi, Jerman Beri Sanksi Kepada Arab Saudi

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.