Sabtu, 20 April 24

Presiden AS Hajar Lagi Perusahaan China

Presiden AS Hajar Lagi Perusahaan China
* Xi Jinping vs Joe Biden. (asia.nikkei)

Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali menyerang perusahaan China. Kali ini 12 perusahaan ditambahkan dalam daftar hitam perdagangan AS, Rabu (24/11/2021).

Delapan merupakan entitas teknologi. Perusahaan itu diduga membantu upaya komputasi kuantum militer China dan mencoba memperoleh barang-barang asal AS untuk mendukung aplikasi militer Tirai Bambu.

Bukan hanya perusahaan China, entitas dan individu lain juga terkena getahnya, termasuk Pakistan. Tetangga dekat India itu terkena sanksi karena bekerja sama dengan China soal rudal nuklir dan balistik Islamabad.

Secara keseluruhan ada 27 entitas yang dikenai sanksi AS. Ada juga Rusia, Jepang dan Singapura.

“Perdagangan dan perdagangan global harus mendukung perdamaian, kemakmuran, dan pekerjaan bergaji tinggi, bukan risiko keamanan nasional,” tulis Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC Internasional, Kamis (25/11/2021).

“Departemen Perdagangan berkomitmen untuk menggunakan kontrol ekspor secara efektif untuk melindungi keamanan nasional kita.”

Belum ada komentar resmi dari China soal ini. Daftar entitas Departemen Perdagangan menempatkan pembatasan perdagangan pada individu dan entitas yang diyakini terlibat dalam aktivitas yang tidak menguntungkan atau tidak etis.

Sementara itu mengutip Reuters, perusahaan China yang masuk daftar hitam AS antara lain Hangzhou Zhongke Microelectronics Co Ltd, Hunan Goke Microelectronics (300672.SZ), New H3C Semiconductor Technologies Co Ltd, Xi’an Aerospace Huaxun Technology dan Yunchip Microelectronics. Laboratorium Nasional Hefei untuk Ilmu Fisika Microscale juga masuk dalam daftar bersama QuantumCTek dan Shanghai QuantumCTeck Co.

Hal sama sudah dilakukan AS sejak jaman mantan presiden Donald Trump. Pengusaha asal New York itu, memasukkan perusahaan telekomunikasi China Huawei di k daftar hitam pada 2019, memotong alur pemasok utamanya dan mempersulit sejumlah barang yang diproduksi seperti handset seluler. (CNBC/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.