Sabtu, 20 April 24

PPP Sultra Tidak Ada Kubu-kubuan

PPP Sultra Tidak Ada Kubu-kubuan
* La Ode Songko Panatagama.

Jakarta, Obsessionnews – La Ode Songko Panatagama (LSP),  32 tahun, terpilih sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sulawesi Tenggara (Sultra). LSP menggantikan Buhari Matta melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) PPP di Kendari, November 2013 lalu. Ia memiliki semangat tinggi untuk membesarkan partai berlambang Ka’bah itu.

Berikut wawancara Obsessionnews.com dengan LSP melalui telepon, Senin (29/2/2016).

Bagaimana pendapat Anda mengenai dualisme kepemimpinan PPP?

Kami di Sultra tidak ada masalah, sebab di sini tidak ada kubu-kubuan. Semua kader PPP Sultra kompak dan loyal terhadap ketum PPP Bapak Djan Faridz.

Apakah Anda setuju mengenai Muktamar PPP untuk islah?

Tidak setuju. Untuk apa muktamar islah? Saya pikir kepengurusan PPP pasca muktamar Jakarta di bawah kepemimpinan Djan Faridz dan Dimyati Natakusumah sebagai ketum dan sekjen sudah berjalan baik dan normal. Jikapun ada pihak-pihak lain yang mengaku sebagai pengurus PPP dari kubu lain selain kubu muktamar Jakarta, saya pikir itu adalah sempalan. Biarin saja mereka berkreasi, nanti juga punah sendiri.

Apa masukan Anda terkait kegiatan Muktamar PPP?

Muktamar PPP itu baru akan dilaksanakan 2019 nanti, masih lama. Saran saya, Romahurmuziy  atau Romi (Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya, Red.)harus menahan diri, jangan kemudian nalar berpikirnya dikalahkan sahwat politik. Romi itu jangan gila kuasa dan gila jabatan. Kasihan kader di daerah terus-terusan direcoki dengan hal-hal yang tidak benar. Romi kembalilah ke jalan yang benar.

Terkait munculnya dua figur, yakni Djan Faridz dan Romi,  PPP Sultra mendukung siapa?

PPP Sultra kompak, solid dan loyal dalam kendali saya. Sikap kami jelas, tidak ada kata lain selain tunduk patuh dan menjalankan perintah ketum PPP yang sah Bapak Djan Faridz.

Bagaimana peluang PPP pada Pilkada serentak 2017 di Sultra?

Di Sultra akan ada 7 kabupaten/kota yang akan melaksanakan pilkada. Kami menargetkan menjadi pemenang di 3 kabupaten. Peluang kami untuk menang sangat besar.

Figur seperti apa yang bisa menyatukan PPP secara nasional ?

Di PPP ini terkumpul tokoh-tokoh politik hebat dan mumpuni. PPP hanya bisa bersatu jika kader mampu berpikir logis dan mengedepankan etika yang Islami. Figur Djan Faridz, Pak Suryadharma Ali (SDA), dan KH Maemun Zubair adalah tokoh panutan yang bisa merekatkan seluruh kader PPP.

Berapa perolehan kursi PPP di DPRD Sultra saat Pilkada 2014?

PPP di kabupaten/kota mengalami kenaikan perolehan kursi yang fantastis yakni 100%. Jika pemilu 2009 kami hanya punya 15 kursi di semua kabupaten/kota, maka pemilu 2014 lalu kami meraih 30 kursi. Di DPRD provinsi kami punya 2 kursi dan di DPR RI kami sukses meraih 1 kursi. Dalam pemilu 2009 PPP kehilangan kursi DPR RI, namun 2014 saat saya memimpin PPP Sultra kami merebut kembali 1 kursi DPR RI.

Berapa target kursi PPP Sultra pada pemilu 2019 nanti?

Saya realistis saja. Kalau saat ini dari 17 kabupaten/kota kami punya 30 kursi, Insya Allah dalam pemilu 2019 nanti kami akan menaikkan target menjadi 45 kursi di seluruh DPRD kabupaten/kota dan saya optimis target itu bisa terlaksana.

Menurut Anda upaya-upaya apa yang harus dilakukan PPP untuk menarik hati umat?

PPP harus kembali merevitalisasi semangat persatuan. Jargon rumah besar umat Islam harus dijadikan acuan dalam langkah dan sikap setiap kader PPP. Elite di pusat juga harus memberi contoh yang baik terhadap kader di daerah. PPP harus menyatu dengan masyarakat, PPP juga harus punya garis demokrasi yang jelas dengan pemerintahan hari ini. Kalau oposisi ya oposisi, jangan setengah-setengah.  (Asma)

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.