Kamis, 25 April 24

Polri Diminta Bantu Proses Perizinan Pengembalian Uang Pengadaan Alkes Covid-19 Rp56,8 Miliar

Polri Diminta Bantu Proses Perizinan Pengembalian Uang Pengadaan Alkes Covid-19 Rp56,8 Miliar
* Alat kesehatan Covid-19. (Foto: Industry.co.id)

Jakarta, Obsessionnews.com – Perusahaan yang menjadi korban kejahatan transnasional, yakni Althea Group meminta kepada Polri segera mengusut tuntas kasus yang merugikan mereka hingga Rp56,8 miliar.

Kuasa hukum Althea Group, Agus Danial berharap pimpinan Kepolisian Republik Indonesia untuk segera memproses perizinan pengembalian uang tersebut.

“Mengingat bukan hanya klien kami yang dirugikan namun para pasien Covid-19 di empat negara,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (13/10/2020).

Selain urgensi kondisi darurat kesehatan di empat negara, Indonesia menjadi salah satu negara negara yang telah meratifikasi konvensi United Nation Against Transnasional Organized Crime (UNCATOC) dalam bentuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 yang memudahkan penanganan tindakan kejahatan keuangan siber.

Agus menuturkan, uang senilai Rp56,8 miliar sejatinya digunakan untuk melakukan pembayaran pengadaan ventilator dan monitor Covid-19, yang telah dipesan oleh pihak rumah sakit di empat negara di Eropa Barat, yakni Belgia, Italia, Spanyol, dan Prancis.

Pada 17 Mei 2020, perusahaan asal Italia ini melakukan kontrak jual beli dengan perusahaan Tiongkok, Shenzhen Mindray Bio Medical Electronics Co Ltd, untuk pengadaan ventilator dan monitor Covid-19 senilai 3.672.146,91 Euro atau setara dengan Rp58,8 miliar, dengan kesepakatan melakukan transfer ke rekening Bank of China atas nama perusahaan Tiongkok tersebut.

Namun, tiba-tiba datang email dari seorang yang mengaku sebagai general manager perusahaan China yang menyatakan, karena tingginya kasus Covid-19 di China membuat Shenzhen Mindray Bio Medical Electronics Co Ltd mengalihkan pemenuhan pesanan tersebut oleh cabang mereka di Indonesia.

Dalam email tersebut, orang yang mengaku general manager tersebut kemudian meminta agar uang pembayaran dikirimkan ke Shenzhen Mindray Bio Medical CV yang beralamat di Serang, Jawa Barat, dengan nomor rekening Bank Syariah Mandiri cabang Serang.

Pihak Althea Group yang membutuhkan alat dari China segera melakukan transfer ke rekening yang dimaksud pada 21 Mei. Harapannya tentu saja, paling lambat pada Desember 2020 seluruh alat-alat tersebut sudah tiba di Italia untuk didistribusikan ke rumah sakit di empat negara yang telah memesan.

Sekitar akhir Agustus pihak Althea Group menyadari ketidakberesan ketika melakukan komunikasi secara langsung dengan Shenzhen Mindray Bio Medical Electronics Co Ltd yang menyatakan tidak ada pembayaran yang telah dilakukan oleh Althea Group.

Pihak Althea Group semakin yakin telah menjadi korban penipuan dengan modus bussiness e-mail compromise atau hacking e-mail setelah melakukan pelacakan alamat email yang mengaku pejabat Shenzhen Mindray justru berlokasi di Amerika Serikat.

Hal serupa rupanya juga disadari oleh pihak Bank Syariah Mandiri cabang Serang yang mendapati transaksi mencurigakan melalui fasilitas e-banking dalam jumlah kecil dalam frekuensi yang tinggi, termasuk adanya pertanyaan skema pencairan dana dalam jumlah besar oleh seseorang yang mengaku pemilik rekening Shenzhen Mindray Bio Medical CV.

Pihak Bank Syariah Mandiri cabang Serang kemudian melaporkan kasus ini ke pihak polisi yang langsung ditangani Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri yang dengan cepat melakukan proses hukum, termasuk penangkapan terhadap tiga tersangka berinisial SB, R, dan TP, di lokasi yang berbeda.

Sementara satu tersangka warga negara asing yang merupakan otak kejahatan kini masih buron. Barang bukti yang telah disita berupa uang senilai Rp56,1 miliar pada rekening penampungan.

“Kami berharap pihak Polri dapat membantu memudahkan pengembalian uang tersebut,” katanya.

Pihak kuasa hukum Althea Group menjamin untuk mematuhi seluruh peraturan yang dipersyaratkan dalam upaya pengembalian uang yang memang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi peralatan perawatan pasien Covid-19 di empat negara yang saat ini masih tinggi.

Dia mencatat sampai hari ini Belgia harus menangani 7.950 kasus baru, sementara Italia dengan 5.456 kasus baru, Spanyol bekerja keras karena mencapai 12.788 kasus baru dan Prancis meski mengalami penurunan masih harus menangani 16.101 kasus baru. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.