PM Australia Ganti, Adakah Manfaat Bagi Indonesia?
Oleh: Sri Wijayanti SIP MSi*
MALCOM TURNBULL Perdana Menteri Australia. Pertama kita perlu melihat latar belakang dari dikalahkannya Tony Abbott pada pemilihan internal (ballot) Partai Liberal.
Isu utama yang menyebabkan menurunnya dukungan terhadap Tony Abbott adalah isu ekonomi, seperti disebutkan oleh Turnbull, bahwa pemimpin Australia haruslah seseorang yang mampu memimpin kebijakan ekonomi Australia, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi bisnis dan secara umum mampu mengatasi tantangan ekonomi yang akan dihadapi Australia ke depannya.
Ia juga menekankan bahwa pemerintahannya akan menekankan kepada kebebasan, individu dan pasar.
Isu yang mewarnai hubungan Indonesia-Australia salah satunya adalah isu tentang pengungsi dimana kebijakan Australia untuk memulangkan secara paksa pengungsi dengan strategi mendorong perahu kembali ke perairan Indonesia.
Hal ini sempat membuat hubungan kedua Negara menjadi tegang. Terkait dengan pergantian Perdana Menteri Australia dari Tony Abbott ke Malcom Turnbull sepertinya tidak akan berpengaruh banyak terhadap kebijakan Luar Negeri Australia saat ini terhadap Indonesia.
Hal ini pula dikarenakan keduanya berasal dari partai yang sama. Namun gaya kepemimpinan Turnbull yang lebih komunikatif (terkait dengan latar belakang nya sebagai Menteri Komunikasi), kita berharap bahwa hubungan Indonesia Australia akan lebih hangat dan terbuka.
Alhasil, akan mendorong terjalinnya diskusi bersama antara Indonesia dan Australia dalam penanganan pengungsi.
Selain itu isu ekonomi yang menjadi dasar terpilihnya Turnbull, memberikan peluang bagi Indonesia dan Australia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan sehingga tercipta kemitraan yang saling menguntungkan. [#]
*) Sri Wijayanti SIP MSi – Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Jawa Tengah
