Kamis, 25 April 24

Pleno Golkar Memanas, Kubu Agung Cs Pecat Ical dan Idrus

Pleno Golkar Memanas, Kubu Agung Cs Pecat Ical dan Idrus

Jakarta – Nampaknya, elit Partai Golkar terpecah seiring dengan perpecahan antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Bahkan, ibarat mengikuti adanya kekisruhan dua kubu koalisi itu di parlemen, di Golkar pun terjadi kisruh antar dua kubu di internal Partai beringin ini. Mereka pun berantem dan saling pecat.

Awalnya, kubu Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sudah memecat Ketua Umum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Yorys Rweyai menyusul sebelumnya telah memecat Agus Gumiwang Kartasasmita, Nusron Wahid dan Poempida Hidayatullah, ketiganya kader Golkar yang dulu mendukung Jokowi-JK. Maklum, Ical sudah umumkan bahwa Golkar mendukung Prabowo-Hatta di Pilpres 2014 dan bergabung dengan KMP.

Kini, kubu pelawan Ical gentian memecat Ketua Umum Golkar itu bersama Sekjen DPP Idrus Marham. Kekisruhan antar kubu tersebut semakin memuncak saat digelar rapat pleno lanjut di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (25/11/2014) sore. Situasi ricuh dan memanas akibat sejumlah peserta rapat melempar botol air mineral dan memecahkan gelas.

Rapat pleno yang mestinya dimulai pukul 15.00 WIB ini mundur sampai hampir 3 jam akibat terjadi kerusuhan massa AMPG di halaman Kantor DPP Golkar. Rapat pun akhirnya dimulai tanpa kehadiran Ical.

Tak lama kemudian sejumlah elit Golkar di kubu Ical seperti Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Theo L Sambuaga, Waketum Sharif Cicip Sutarjo, Sekjen Idrus Marham dan Muladi memasuki ruang rapat. Lanjutan rapat pleno DPP Golkar yang membahas persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX ini dibuka pukul 17.40 WIB, dipimpin Theo yang menerima mandate dari Ical.

Theo dalam rapat memutuskan bahwa rapat pleno memutuskan menyetujui hasil Rapimnas Yogyakarta yang menyepakati Munas 30 November 2014. Theo pun langsung menutup rapat tersebut. “Rapat saya tutup dan skorsing,” ucap Theo seketika. Kontan saja mayoritas peserta rapat melakukan interupsi. Bahkan, ada yang berteriak dan membentak Ketua Rapat Pleno tersebut.

Situasi memanas dan berlanjut gaduh. Nampak, sejumlah peserta rapat melempar botol air mineral dan gelar. Bahkan terdengar suara gelas pecah. Botol melayang dari arah peserta pleno menuju ke meja pimpinan rapat.

Melihat situasi yang sudah tidak kondusif, Theo pun langsung menutup rapat dan bergegas keluar. Saat itu para peserta pleno masih berteriak-teriak dan berkata kasar kepada Theo. “Sudah tidak kondusif,” pungkas Theo yang langsung buru-buru keluar.

“Ini tidak sah, ini bukan rapat pleno. Ini hanya pembacaan. Itu yang tadi antek-antek Ical,” kata salah satu peserta Pleno yang berteriak lewat microphone. Ada beberapa yang melemparkan gelas ke arah meja Theo, meski Waketum Golkar ini sudah berjalan meninggalakan ruangan.

Presidium Penyelamat Partai
Setelah elit Golkar kubu Ical keluar, rapat dilanjutkan kembali dengan dipimpin Agung Laksono yang mengambil alih rapat pleno. Waketum DPP Golkar yang juga salah satu calon ketua umum ini, memimpin rapat untuk beberapa saat didampingi Ketua DPP Golkar bidang politik Priyo Budi Santoso.

Sejumlah fungsionaris mengusulkan agar dilakukan pemecatan terhadap Ical Cs. Oleh karena itu atasnama forum rapat, Agung Laksono Agung Laksono pun mengumumkan pemecatan Ical, Theo L Sambuaga dan Sekjen Idrus Marham. Mereka dinilai penyebab perpecahan karena memaksakan Munas pada 30 November 2014.

Namun, Idrus menyatakan tidak terpengaruh dengan klaim pemecatan yang dilakukan kubu AgunG Laksono tersebut. “Kita di sini masih tetap sama kok, gak ada perubahan apapun. Dan Munas Golkar ke-IX tetap diadakan di Bali pada 30 November 2014,” tampil Sekjen Golkar ini.

Ada hal yang baru dalam rapat pleno yang dipimpin Agung itu, yaitu membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar. Agung menegaskan Presidium yang dipimpinnya bakal menyelenggarakan Munas Golkar ke-IX di Jakarta selambatnya Januari 2015. “Ini sesuai kesepakatan kita bersama,” tegas Agung saat memimpin rapat.

Agung langsung menyatakan dirinya sudah membentuk panitia penyelenggara Munas dengan tiga orang panitia. Muladi ditunjuk ebagai Ketua Penyelenggara, Sterring Commitee (SC) Ibnu Munzir dan Organizing Committee (OC) Letjen TNI Purn Jasri Marin.

Menurut Agung, tugas Presidium nanti akan mengembalikan hak-hak anggota yang selama ini telah dipecat oleh Ical. “Tugas Presidium merehabilitasi hak keanggotaan yang dipecat seperti Agus, Nusron dan Poempida,” paparnya.

Sementara itu Fraksi Partai Golkar DPR menuding kericuhan di kantor DPP Golkar akibat ulah para calon ketua umum. “Kalau melihat situasinya, ada kemungkinan dilakukan oleh tujuh calon ketua umum Golkar tersebut,” kata Ahmadi Noor Supit, anggota Pimpinan Fraksi Golkar DPR.

Ia menilai tujuh calon ketua umum akan membawa Partai Golkar ke luar dari Koalisi Merah Putih (KMP). “Memang terlihat ada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap Munas Partai Golkar,” tuding Ahmadi yang didampingi Ketua dan Sekretaris Fraksi, Ade Komaruddin dan Bambang Soesatyo.

Nampaknya, perpecahan di Golkar semakin memuncak setelah kubu non Ical membentuk panitia munas dan yang terdiri dari Presidium Penyelamat Partai Golkar. Namun, Agung Laksono beralasan, pembentukan Presidium Penyelamat Partai Golkar diambil berdasarkan derasnya aspirasi yang mengalir di rapat pleno Partai Golkar. Salah satu tugas Presidium Penyelamat Partai Golkar adalah menyelenggarakan Munas IX.

“Saya simpulkan, dibentuk dan ditetapkan Presidium Penyelamat Partai Golkar yang apabila dipercaya akan saya pimpin langsung,” jelas Menko Kesra era SBY ini.

Semua peserta rapat pleno kemudian serempak mengatakan “setuju” dan Agung langsung mengetuk palu. Selanjutnya, Agung juga meminta diberikan kewenangan untuk menunjuk anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar.
Agung kemudian menunjuk Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, dan Zainal Bintang sebagai anggota. “Tugas Presidium singkat saja, menyelenggarakan Munas IX selambat-lambatnya Januari 2015, di Jakarta,” jelasnya.

Lebih lanjut, Agung juga menetapkan Muladi sebagai Ketua Penyelenggara Munas IX, Ibnu Munzir sebagai Steering Committee Munas IX, dan Djasri Marin sebagai panitia pelaksana Munas IX. Meski sebelumnya, Ical telah menetapkan Munas IX digelar di Bali mulai 30 November 2014. Keputusan itu diambil berdasarkan keputusan Rapimnas VII Golkar yang digelar di Yogya.

Namun, banyak elit Golkar yang menentang keputusan yang diumumkan Ical tersebut. Diantaranya
Ketua DPP Golkar Agun Gunanjar Sudarsa, mengatakan Presidium tidak mengakui adanya Munas yang digelar DPP Golkar pada 30 November mendatang. “Kita tidak pernah mengatakan itu akan Munas. Buat kita, itu sudah dianggap tidak ada,” tantang Agun yang juga Ketua Komisi II DPR RI.

Menurutnya, presidium bertugas menyelenggakan Munas yang demokratis dan akuntabel. Sesuai dengan AD/ART yang akan memberikan ruang kepada siapapun untuk maju. Ia pun memastikan, Munas ke-IX yang digelar Januari 2015 mendatang tidak melibatkan Ical. “Bagaimana dengan ARB, ya tidak bisa majulah. Karena sudah tidak bisa mempertanggungjawabkan kegiatan-kegiatannya. Kita akan tolak dia,” tegas Agun.

Selain itu, Presidium Penyelamat Partai Golkar juga telah memberhentikan Ical dari jabatannya. “Kita kan sudah putuskan tadi. Hanya memberhentikan dari jabatan ketua umum,” papar Agun.

Melihat peta politik di Golkar, bias diartikan bahwa para calon ketua umum telah sepakat membentuk Munas IX sendiri di luar waktu yang telah ditetapkan DPP Golkar yaitu 30 November. Munas yang digelar pada Januari 2015 itu menjadi tugas Presidium Penyelamat Partai Golkar dengan diketuai Agung Laksono.

“Mengembalikan AD/ART partai yaitu dengan menyelenggarakan Munas selambat-lambatnya Januari 2015,” tegas Agung yang saat mengambil alih rapat pleno.

Presidium penyelamat partai juga langsung membentuk panitia Munas dengan menunjuk Ketua Mahkamah Golkar Muladi sebagai ketua penyelenggara, Ibnu Munzir sebagai steering committe (SC) dan Jasri Marin sebagai organizing committee (OC). “Ini sudah keputusan sidang pleno, nanti tinggal diserahkan ke pihak berwenang,” kata Agung.

Sayangnya, Muladi ternyata tidak bersedia menjadi Ketua OC Munas tersebut. Muladi menegaskan, alasan menolak karena sebagai Ketua Mahkamah Partai dirinya tidak boleh miring sebelah. Baik itu ke kubu Agung Cs atau sebaliknya, Aburizal Bakrie Cs. “Saya harus netral dan independent sebagai Ketua Mahkamah Partai,” elaknya. (Ars)

 

Related posts