
Buah pisang dikenal sebagai makanan yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Bahkan, rutin mengonsumsi buah pisang bisa membantu menurunkan risiko penyakit stroke.
Kabar baik bagi para pencinta buah pisang. Pasalnya, buah yang kaya akan kandungan potasium ini disebut bisa membantu menurunkan risiko stroke. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari WHO dan sudah dipublish di sejumlah jurnal kesehatan menunjukkan bahwa mengonsumsi buah pisang bisa membantu menurunkan risiko stroke hingga 24 persen.
Beragam Manfaat Buah Pisang
Stroke adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah, yaitu penyumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) dan pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik). Kondisi ini kemudian memicu berkurangnya pasokan darah ke otak. Hal ini bisa menyebabkan kondisi yang serius karena tanpa darah otak tidak akan mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi.
Jika hal itu dibiarkan begitu saja, sel-sel pada area otak akan terdampak dan bisa menyebabkan kematian sel. Nah, risiko penyakit ini ternyata bisa diturunkan dengan rutin mengonsumsi buah pisang. Manfaat ini didapat dari kandungan potassium yang bisa menurunkan risiko hipertensi dan stroke. Selain membantu menghindari stroke, buah pisang juga disebut memiliki manfaat sehat lain.
Manfaat Sehat Bagi Tubuh
Berikut ini beberapa manfaat sehat dari mengonsumsi pisang secara rutin:
Sumber Energi
Untuk bisa beraktivitas dengan baik, tubuh membutuhkan asupan energi. Nah, mengonsumsi buah pisang bisa membantu menambah energi, karena dalam satu buah ini terdapat sekitar 27 gram karbohidrat yang akan dipecah menjadi glukosa di dalam tubuh. Glukosa merupakan sumber bahan bakar utama bagi tubuh.
Mencegah Kerusakan Sel dan Jaringan
Menjaga kesehatan sel dan jaringan adalah hal yang penting dilakukan. Nah, kandungan antioksidan yang ada di dalam buah pisang disebut bisa membantu mencegah kerusakan sel dan jaringan tubuh yang dapat terjadi akibat radikal bebas. Hal ini bisa membantu mengurangi risiko kanker.
Menjaga Kesehatan Ginjal
Kandungan kalium dalam buah ini disebut bisa membantu menjaga kesehatan ginjal. Katanya, jumlah asupan kalium tubuh yang terpenuhi bisa membantu menurunkan risiko penyakit batu ginjal.
Pencernaan Lebih Sehat
Rutin mengonsumsi buah pisang bisa membantu memenuhi kebutuhkan prebiotik yang sangat penting bagi saluran pencernaan. Artinya, mengonsumsi buah ini bisa membantu menjaga kesehatan usus dan saluran pencernaan. Selain itu, kandungan prebiotik dalam pisang juga bisa membantu mengatasi diare yang disebabkan oleh virus, parasit, dan bakteri.
Bisa Membantu Diet
Bagi orang yang tengah menjalani program diet untuk penurunan berat badan, mengonsumsi pisang bisa menjadi salah satu pilihan. Buah ini kaya akan kandungan serat yang bisa memberikan efek kenyang lebih lama. Selain itu, mengonsumsi pisang juga bisa membantu menurunkan nafsu makan sehingga terhindar dari risiko makan berlebihan yang bisa meningkatkan berat badan. Itulah alasan mengapa buah ini baik untuk dikonsumsi saat diet.
–
Amankah Pengobatan Alternatif untuk Stroke?
Semua orang pasti pernah mendengar istilah stroke. Mendengarnya saja sudah membuat orang ketakutan, apalagi mengalaminya. Stroke merupakan penyakit yang terjadi saat pasokan darah menuju otak terganggu. Kondisi ini akan berakibat otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Hal tersebut tentu saja dapat menimbulkan kerusakan permanen, bahkan mengancam nyawa pengidapnya. Nah, apakah pengobatan alternatif untuk stroke aman untuk dilakukan?
Ini Gejala yang Muncul pada Pengidap Stroke
Gejala yang muncul pada pengidap stroke akan tergantung pada lokasi terjadinya stroke serta seberapa banyak volume darah yang memengaruhi. Gejala stroke akan muncul secara tiba-tiba dan terjadi dengan sangat cepat. Gejala meliputi:
-Mengalami kesulitan untuk berbicara.
-Mengalami gangguan penglihatan yang terjadi secara mendadak.
-Mengalami kesemutan, mati rasa, atau hilangnya kemampuan menggerakkan lengan, wajah, kaki. Kondisi ini biasanya hanya memengaruhi satu sisi tubuh.
-Mengalami kesulitan mengingat hal-hal yang kecil, seperti urutan angka dan huruf.
-Mengalami kesulitan dalam memahami suatu maksud.
-Mengalami masalah koordinasi gerak, seperti berjalan.
-Mengalami sakit kepala yang sangat parah secara tiba-tiba.
Jika sesorang mengalami gejala-gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter. Karena beberapa gejala memang dapat menghilang dengan cepat. Meski demikian, beberapa gejala lainnya bisa bertahan selama beberapa jam dalam tubuh.
Ini yang Jadi Penyebab Terjadinya Stroke
Stroke dapat diketahui penyebabnya sesuai dengan jenisnya, antara lain:
Stroke iskemik, yaitu stroke yang terjadi akibat adanya gumpalan darah yang menghambat pembuluh darah di otak. Akibatnya, pembuluh darah akan menyempit dan tersumbat, sehingga pasokan darah yang kaya akan oksigen yang diperlukan untuk menjaga otak tetap hidup, tidak terpenuhi.
Stroke hemoragik, yaitu stroke yang terjadi ketika pembuluh darah mudah pecah, akibatnya darah bocor keluar ke otak. Darah yang bocor dan mengalir ke otak menyebabkan tingginya tekanan, dan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah. Stroke jenis ini bahkan bisa berakibat fatal bagi pengidapnya.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya stroke, antara lain mengidap hipertensi, mengidap diabetes, mengidap obesitas, mengidap kolesterol, mengidap penyakit jantung, merokok, kurang olahraga, kecanduan alkohol, serta mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Pengobatan Alternatif
Pengobatan alternatif, seperti terapi bisa saja dilakukan, asal sudah atas izin dari dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan pengidap stroke untuk mengikuti pengobatan alternatif ini, karena adanya masalah dalam gerakan, koordinasi, berpikir atau mengingat, bahasa, dan keterbatasan lainnya. Dalam hal ini, biasanya dokter akan merujuk kamu untuk melakukan terapis fisik, okupasi dan wicara untuk melakukan rehabilitasi.
Setelah melakukan tindakan medis, dokter akan merujuk pada terapi-terapi tersebut sesegera mungkin. Jika stroke sudah dialami, pengidap akan sangat dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat, karena ketika stroke menyerang, kamu bisa saja kehilangan nyawa sewaktu-waktu. Sekalipun bertahan hidup, pengidap biasanya akan mengalami kecacatan. (Halodoc/Red)