Sabtu, 23 September 23

Pilkada Langsung Lahirkan Kekuatan Pemilik Modal

Pilkada Langsung Lahirkan Kekuatan Pemilik Modal

Purwokerto, Obsessionnews – Indonesia adalah negara yang kaya raya, bahkan nyaris tidak ada negara yang sekaya indonesia.  Jumlah pulaunya saja lebih dari 17.000.  Kekayaan alam yang ada di bumi Indonesia sangat melimpah. Salah satunya ditandai dengan kekayaan ekosistem, yang sangat beragam.

“Sayangnya, kekayaan itu tidak diikuti rasa sukur yang memadai. Dan karena  kurang pandai dalam bersyukur, itulah maka kekayaan Indonesia yang bayak itu diambil alih oleh orang lain tanpa diketahui bangsa Indonesia sendiri.  Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan karena itu harus dijaga agar pencurian seperti itu tidak berlanjut,” ungkap Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dalam dialog Kebangsaan bertema ‘Menatap Indonesia Masa Depan’.

Acara tersebut berlangsung di Gedung Roediro Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, pada Kamis (3/9/2015).
Hadir dua Wakil Rektor Unsoed Sigit Wibowo dan Prihananto, Ketua Lembaga dan Dekan, serta sejumlah anggota DPR RI dari Fraksi PAN  Ammy Amelia Fatma Surya, Lukky Hakim, Laila Istiana dan Yayuk Basuki. Juga  Bupati Banyumas Achmad Husein dan Wakapolres Banyumas Kompol Rio Tangkari.
Lebiuh lanjut, Zulkifli memaparkan, Indonesia ke depan harus lebih bijaksana  dalam memanfaatkan dan menjaga kekayaan alamnya. Salah satunya adalah kekayaan alam laut. Apalagi selain potensi ikan, keindahan alam laut indonesia juga memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Antara lain Raja Ampar,  Wakatobi,serta Nusa Peninda di Bali.

“Untuk mengatasinya dibutuhkan anak-anak muda yang berpendidikan tinggi sehingga memiliki kemampuan untuk berkontribusi pada pembangunan,” tandas Mantan Menteri Kehutanan.

Ia menegaskan, sila ke-4 Pancasila yang berbunyi ‘Kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan  perwakilan’, dalam prakteknya sudah mengalami perubahan.  Perubahan makna Sila ke-4 Pancasila itu terjadi seiring berkembangnya  demokrasi di Indonesia  pasca reformasi. Akibatnya sila ke-4 pun telah dimaknai  menjadi one man one vote.

Padahal, lanjutnya,  cara pemilihan berdasarkan suara terbanyak  membawa dampak yang sangat besar. Salah satunya adalah maraknya praktek money politik. Padahal praktek money pilitik yang menghiasi wajah demokrasi Indonesia telah memenjarakan kepentingan rakyat. Karena yang muncul dari praktek money politik adalah kepentingan para pemilik modal.

“Bukan saya tidak setuju pemilihan langsung, namun karena ini dikampus saya sampaikan kelemahan dalam cara berdemokrasi yang kita pilih pada saat ini,” tegas Zulkifli.

dialog Unsoed2-

Tiga Modal Keberhasilan Indonesia Masa Depan
Indonesia sebagai negara yang sangat kaya dengan beranekaragam suku bangsa, pulau, dan kekayaan alam memiliki Pancasila sebagai pemersatu dengan landasan Bhineka Tunggal Ika.  “Sila ke empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan hari ini sekedar ditafsirkan dengan suara terbanyak,” ungkap Zulkkifli Hasan.

Padahal, jelas dia, demokrasi Indonesia adalah permusyawaratan perwakilan yang berbeda dengan barat.  “Banyak hal baik, namun ada banyak hal juga yang harus diperbaiki dalam sistem ketatanegaraan kita,” tutur Ketua MPR.

Salah satunya, menurut Zulkifli, adalah tentang proses pemilihan Presiden, Gubernur, Bupati, maupun para wakil rakyat.  “Dalam pemilihan langsung seperti sekarang yang maju dalam kompetisi adalah yang punya modal, kalaupun tidak maka ada investornya, jika sudah jadi maka bukan lagi mengabdi pada kepentingan publik namun kepentingan pemodal karena merasa berhutang budi,” bebernya.

Ia pun mengungkapkan, kekayaan alam bukanlah penentu keberhasilan sebuah bangsa.  “Ternyata sejarah membuktikan pada kita bahwa Kekayaan alam tidak menjamin keberhasilan masa depan sebuah bangsa, banyak contoh negara-negara di dunia yang tidak punya kekayaan alam namun justru maju dan sejahtera,” terangnya.
“Oleh karena itu yang harus dibangun justru tidak bisa tidak adalah sumber daya manusianya melalui pendidikan,” ujar Zulkifli sembari dirinya yakin melalui pendidikan, masa depan Indonesia akan cerah.

Ketatanegaraan yang baik dan sumber daya manusia yang berkualitas belum cukup untuk membangun Indonesia masa depan.  Zulkifli mensyaratkan modal satu lagi yaitu karakter bangsa.  “Roh kebangsaan seperti yang dimiliki Jenderal Soedirman, kejujuran, ketulusan, dan semangat pantang menyerah adalah juga hal yang harus dimiliki bangsa ini untuk merebut masa depan,” paparnya.

Hal senada diungkapkan Rektor Unsoed, Achmad Iqbal saat membuka acara bahwa Indonesia masa depan tidak bisa lepas dari perjuangan dan pengorbanan.  “Karakter para pemimpin bangsa kita, perjuangan dan pengorbanannya telah mengantarkan bangsa ini merdeka,” ungkapnya.

Benang merah antara masa silam dan masa kini untuk modal menatap masa depan menurut Iqbal adalah generasi muda terdidik yang berkarakter.  “Dengan anak-anak muda terdidik dan berkarakter, bangsa kita memiliki kesempatan untuk berdiri di atas kaki sendiri,” tegasnya.

Acara dialog berlangsung hangat dengan banyaknya mahasiswa yang berpartisipasi.  Beberapa catatan dari mahasiswa diantaranya adalah mengenai moral partai politik, tontonan di media masa yang kurang mendukung pembangunan karakter, dan tuntutan agar pembangunan lebih substantif menyentuh masyarakat bawah. (Ars)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.