Sabtu, 20 April 24

Pileg 2019, Jateng ‘Kandang Banteng’

Pileg 2019, Jateng ‘Kandang Banteng’
* Peneliti senior Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby. (foto: Kapoy/OMG)

Jakarta, Obsessionews.com – Peta dukungan partai politik di level nasional tercermin dalam kekuatan dukungan setiap partai politik di level lokal dalam pertarungan pemilihan legislatif (Pileg) 2019 mendatang.

Dari 10 provinsi terbesar di Indonesia yaitu antara lain, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Banten, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Lampung, dan Sulawesi Selatan, PDIP unggul di 5 provinsi. 5 Provinsi lainnya diungguli oleh 3 partai berbeda yaitu Gerindra, Golkar, dan PKB.

Di Provinsi Jawa Tengah (Jateng) PDIP menegaskan diri sebagai ‘kandang banteng’. Diurutan pertama dengan elektabilitas 46.0%.

“Hampir separuh dari pemilih Jawa Tengah memilih PDIP jika Pileg dilaksanakan saat survei dikerjakan,” ujar Peneliti senior Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby di kantornya, Jl Pemuda, Jakarta Timur, Jumat (2/11/2018).

Sementara itu, dukungan partai-partai lainnya jauh dibawah PDIP. Gerindra yang menempati posisi kedua hanya memperoleh dukungan 6,2 %. Disusul PKB dengan 4,8%, kemudian Partai Golkar 4,2% dan kelima PPP dengan dukungan 3,5%.

“Kelima partai ini adalah partai divisi utama di Provinsi Jawa Tengah,” tegas Adjie.

Seperti diketahui, LSI Denny JA melakukan survei setiap provinsi di 10 provinsi terbesar (berdasarkan populasi penduduk/pemilih) dimulai serentak pada tanggal 4-14 Oktober 2018. Survei setiap propinsi menggunakan 600 responden. Dengan margin of error setiap provinsi sebesar 4.1 %. Total responden yang diambil dari 10 propinsi tersebut adalah 6000 responden.

Survei ini juga dilengkapi dengan penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan in depth interview. Survei ini dibiayai sendiri oleh LSI Denny JA. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.