Rabu, 24 April 24

Petisi Perkumpulan Betawi Kita Tolak Nama Jalan AH Nasution

Petisi Perkumpulan Betawi Kita Tolak Nama Jalan AH Nasution
* Jenderal  Besar AH Nasution. (Sumber foto:  telusur.co.id)

Yth. Bapak Gubernur Anies Baswedan, perlu Bapak ketahui bahwa selama lebih seperempat abad terakhir ini sudah begitu banyak nama-nama kampung dan jalan-jalan yang mengacu kepada memori kolektif masyarakat Betawi yang lenyap.

Misalnya, Pak, di Pondok Gede, ada nama Kampung Dua Ratus karena luasnya 200 ha, tapi sekarang sudah hilang dan masuk Kelurahan Halim. Seperti juga Kampung Pecandran dan Kampung Petunduan yang bukan hanya namanya, tetapi kampungnya pun sudah hilang.

Pembangunan yang tanpa wawasan sejarah dan bernafsu itu bukan hanya menguasai wilayah secara fisik, tetapi juga ingin menghapus ingatan dan semua memori budaya yang pernah hidup di wilayah masyarakat pendukung kebudayaannya. Gilas roda pembangunan bukan saja telah membuat orang Betawi tergusur dari kampung kelahirannya. Bahkan yang paling mengenaskan, memori sejarah mereka yang hidup di dalam nama-nama jalan juga kampung pun dihilangkan.

Oleh sebab itu, mengingat salah satu janji politik  Pak Gubernur Anies Baswedan adalah merayakan kebudayaan Betawi dan mengangkat harkat martabat orang Betawi, maka kami dari perkumpulan Betawi Kita menilai salah satu langkah yang penting dari hal itu adalah menyelamatkan sejarah orang Betawi yang hidup di dalam nama-nama kampung. Bukan malah menggantinya atau membiarkan diganti.

Toponimi di belahan dunia mana pun selalu berkait dengan asal-usul dan sejarah tempat tersebut. Banyak nama situs, kawasan, monumen, dalam kajian arkeologi yang sebenarnya menyimpan informasi lebih dari sekedar kandungan benda arkeologis yang berada di tempat tersebut. Ada alasan dan latar belakang tertentu kenapa suatu nama dijadikan nama kampung atau lokasi tertentu. Maka, nama-nama kampung yang berbau lokal ini sangat penting sebagai bagian dari sejarah penduduk Jakarta.

Oleh karena itu, kami sangat menyesalkan kebijakan aparat Pemprov DKI Jakarta, yang seharusnya ikut mendukung kebudayaan Betawi, tapi justru telah menjadi bagian dari upaya mengganti nama jalan yang merupakan identifikasi dari nama kampung seperti yang terlihat saat ini pada Jalan Mampang dan Warung Buncit Raya.

Dengan demikan pernyataan sikap ini kami sampaikan. Kami memohon agar Pak Anies Baswedan menstop upaya penggantian nama Jalan Mampang  dan Buncit Raya itu–karena merupakan manifestasi dari nama-nama kampung Betawi–dengan nama Jenderal Besar AH Nasution.

Pendukung petisi:

  1. JJ Rizal (Sejarawan dan Penerima Anugerah Budaya Gubernur DKI Jakarta 2009)
  2. Yahya A. Saputra (Seniman Betawi dan Ketua Asosiasi Tradisi Lisan Jakarta)
  3. Roni Adi (Ketua Umum Sikumbang Tenabang)
  4. Fadjriah Nurdiarsih (Penulis, Editor Betawikita.id)
  5. Asep Setiawan (Ketua Umum Baca Betawi)
  6. Muhammad Amrullah / Kojek Rapper Betawi ( Rapper/Seniman Betawi)
  7. Rachmad Sadeli (Pustaka Betawi)
  8. Syamsudin Bahar Nawawi (BETAKUN “BETAWI RUKUN”)
  9. G.J. Nawi (Penulis buku Betawi)
  10. Lantur Maulana ( Ketua Umum Tjondet Kita Foundation)
  11. Halimah (Peneliti Kajian Budaya)
  12. Abdul Khoir (Dosen/Penulis buku Betawi)
  13. Romdonih Faisal (Dosen)
  14. H. Tatang Hidayat, SH (Ketua Komite Seni Budaya Nusantara DKI Jakarta).
  15. Adhes Satria S (jurnalis Orangbetawi.com)
  16. Kong Guntur Elmogas (Pemegang Rekor Muri Dunia Berpantun Betawi Terlama Nonstop 12 Jam)

 

Jakarta, 31 Januari 2018

Yahya Andi Saputra : 08158924545

Roni Adi : 082113111470

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.