
Timika, Obsessionnews – Peternak ayam petelur di Kabupaten Mimika, Papua meminta pemerintah mengantisipasi tingginya harga pakan di pasaran supaya tidak membebani ongkos produksi mereka. Para peternak mengeluh karena harga pakan ayam per karung dijual mencapai Rp 366 ribu.
Permintaan itu disampaikan Ester Komber selaku pendamping lapangan dari Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) saat meninjau lokasi peternakan ayam petelur milik Junen Niwilngame di Satuan Pemukinan 5, Distrik Mimika Baru, Papua.
“Dengan jumlah ayam yang seribu lebih itu bisa habiskan dua karung sehari, jadi agak berat juga karena harga pakan juga tinggi,” ujar Ester kepada wartawan, Selasa (17/3/2015).
Ester mengaku dengan tingginya biaya produksi maka hal itu mempengaruhi pendapatan para peternak. Padahal, kelompok peternakan ayam binaan LPMAK hanya merupakan kelompok usaha kecil yang sumber dananya mengandalkan hasil swadaya dan CSR.
“LPMAK maka bantu untuk pembelian pakan ayam milik pa Junen tapi sayangnya beliau tidak ada. Sebelumnya kami beri Rp 100 juta dan tahun 2014 Rp 50 juta,” jelas Ester.
Tingginya harga pakan juga dikeluhkan oleh Yohanes Kekoroko, peternak ayam petelur dari kampung Hiripau, Distrik Mimika Timur. Yohanes mengakui produksi telur dari hasil budidayanya bisa menghasilkan 21 rak sekali panen. Namun keuntungan itu bisa habis terpotong dengan biaya pembelian pakan ternaknya.
“Keuntungan banyak tapi kepotong pakan. Karena kesulitan yang kami alami pakan mahal,” tutur dia.
Yohanes bersama empat rekannya harus bekerja keras supaya usaha mereka bisa berjalan terus. Setelah mendapat subsidi dari LPMAK usaha Yohanes pun berkembang, dari tadinya hanya satu, kini bertambah menjadi dua kandang ayam.
“Setelah kami kesulitan, mulai masuk subsidi pakan dari lembaga (LPMAK) tiga bulan, makanya kami bisa seperti ini,” ungkapnya. (Has)