Sabtu, 20 April 24

Periode 2015-2018 Pemerintah Bangun Rusun 44.893 Unit

Periode 2015-2018 Pemerintah Bangun Rusun 44.893 Unit
* Rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) untuk masyarakat berpenghasilan rendah. (Foto: Kementerian PUPR)

Jakarta, Obsessionnews.com – Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

terus meningkatkan ketersediaan hunian layak, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), melalui pembangunan hunian vertikal atau rumah susun (rusun). Pada periode 2015-2018 pemerintah telah membangun rusun sejumlah 728 tower dengan total 44.893 unit.

Untuk tahun 2019 ditargetkan pembangunan sejumlah 137 tower atau 6.873 unit, sehingga total rumah susun yang terbangun pada 2015-2019 sejumlah 865 tower atau 51.766 unit.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan rusun diperuntukkan untuk MBR, mahasiswa, pelajar, santri, dan pekerja, termasuk para Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri. Hal ini merupakan bentuk perhatian dan keseriusan pemerintah dalam penyediaan rumah layak huni bagi MBR.

“Tinggal di rusun akan mengubah cara hidup kita. Harus banyak empati agar tinggal di rusun juga nyaman,” ujar Menteri Basuki seperti dikutip obsessionnews.com dari siaran pers, Kamis (4/7/2019).

Rusunawa Pasar Rumput
Di antara sejumlah rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang dibangun, yakni pembangunan rusun untuk MBR di perkotaan, yakni Rusunawa Pasar Rumput di Jakarta. Rusun yang dibangun merupakan rusun tingkat tinggi dengan 25 lantai sebanyak tiga tower. Rusunawa Pasar Rumput yang berlokasi tidak jauh dari Terminal Manggarai merupakan bagian dari Program Satu Juta Rumah untuk MBR di Kawasan Ibu Kota. Dengan demikian MBR di Provinsi DKI Jakarta yang benar-benar membutuhkan hunian yang layak dapat menempati hunian vertikal tersebut.

Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pemerintah melalui Kementerian PUPR menyelesaikan pembangunan bangunan inti dan fasilitas pendukung seperti kios untuk para pedagang Pasar Rumput. Saat ini tengah dilakukan proses finishing bangunan seperti penataan di bagian halaman sehingga ke depan Rusunawa tersebut tampak lebih asri dan nyaman untuk ditempati.

Khalawi menyatakan telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menertibkan tempat penampungan sementara yang digunakan para pedagang di Pasar Rumput. Rencananya lokasi tersebut akan dijadikan halaman dan penataan landscape dari rusunawa yang sudah selesai dibangun.

“Progres pembangunannya sudah mencapai 98,8 persen. Tinggal sedikit lagi selesai, dan hal itu adalah penataan taman di bagian halaman depan rusunawa,” kata Khalawi saat melakukan kunjungan lapangan ke Rusunawa Pasar Rumput di Jakarta, Selasa (2/7/2019).

Ia menambahkan, bangunan Rusunawa Pasar Rumput tersebut sudah siap untuk diresmikan. Rencananya peresmian akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2019 mendatang.

Setelah pembangunan rusunawa selesai dan diresmikan, selanjutnya akan diserahterimakan kepada Pemprov DKI Jakarta untuk dikelola lebih lanjut

“Kami tengah melakukan koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta dan PD Pasar Jaya agar bangunan ini bisa segera diresmikan oleh Presiden. Dengan demikian para pedagang bisa segera menempati hunian vertikal tersebut dan bisa berdagang di kios yang telah kami sediakan,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun Rusunawa Pasar Rumput dibangun Satuan Kerja Pengembangan Perumahan Direktorat Rumah Susun Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR sejak tahun 2016 lalu. Rusunawa ini dibangun sebanyak tiga tower setinggi 25 lantai.

Perencana pembangunan Rusunawa Pasar Rumput dikerjakan oleh PT Adhikakarsa Pratama dengan kontraktor pelaksana adalah PT Waskita Karya dan konsultan PT Ciria Jasa Cipta Mandiri. Nilai kontrak pembangunan rusunawa on adalah Rp 961,367 miliar. Rusunawa ini akan memiliki jumlah unit hunian sebanyak 1.984 unit dan 1.314 kios.

Rusunawa Pasar Rumput ini nantinya akan digunakan sebagai tempat tinggal MBR di kawasan ibu kota Jakarta. Pembangunan hunian vertikal tersebut memiliki konsep mixed use, di mana di bagian bawah akan digunakan sebagai tempat berdagang dan dibagian atas akan digunakan sebagai tempat hunian masyarakat beserta prasarana pendidikan untuk anak-anak. (arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.