Shichigahama, Obsessionnews – Jepang memperingati 4 tahun bencana alam tsunami, Rabu (11/3). Peristiwa ini menyapu ribuan orang tewas dan memicu krisis nuklir. Upacara peringatan diadakan disekitar daerah bencana dan di Tokyo, dipimpin oleh Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko sebagai penghormatan kepada mereka yang meninggal dalam bencana terburuk di Jepang.
Seperti terlihat ditayangan televisi, para korban dan relawan bergabung berdoa dekat bangunan terkena tsunami di kota pelabuhan timur laut Minamisanriku.
Semenit keheningan nasional sambil mengikuti raungan sirene alarm tsunami di 2:46 (0546 GMT), dimana 9,0 skala Richter gempa bawah laut menghantam. Badan Kepolisian Nasional mengatakan total 15.891 orang dipastikan tewas dalam bencana itu, dengan 2,584 lain masih terdaftar sebagai hilang.
“Seseorang perlu untuk melakukan hal ini, berjalan di sepanjang pantai,” kata Takayuki Ueno, akhir pekan menyisir pantai musim dingin sepi untuk mencari tulang anaknya selama tiga tahun, seperti ditulis oleh Antoine Bouthier, AFP.
Di pantai Shichigahama, 28 polisi dan petugas penjaga pantai berdoa, sebelum memulai pencarian mereka untuk mayat dua warga kota masih hilang.
“Kami telah menemukan tulang di pantai, tetapi mereka kebanyakan dari hewan,” kata Hidenori Kasahara, seorang polisi yang sedang memilah-milah pasir.
“Kami masih berharap untuk menemukan (tubuh) demi keluarga mereka,” katanya kepada AFP.
Bencana Nuklir
Bencana nuklir yang disebabkan tsunami di pabrik Fukushima terus menghantui Jepang dan mewarnai perdebatan nasional. Pabrik lumpuh selama beberapa decade.
Setelah berhasil mengeluarkan bahan bakar bekas dari kolam penyimpanan di Fukushima, operator pabrik Tokyo Electric Power masih terus berjuang untuk menangani sejumlah air yang terkontaminasi. Seluruh reaktor nuklir Jepang stabil secara bertahap setelah lumpuh dari bencana.
Sementara, Perdana Menteri Shinzo Abe dan banyak industri tertarik untuk kembali ke generasi atom, mengingat tingginya biaya bahan bakar fosil dalam mata uang dolar ke perekonomian dengan mata uang, efeknya langsung ke masyarakat menimbulkan ketidak percayaan.
Sebuah badan pengawas nuklir telah memberikan lampu hijau untuk refiring empat reaktor di dua pabrik, tapi restart sebenarnya akan ditunda sampai konsultasi publik selama berbulan-bulan selesai dan pemerintah daerah memberikan restu kepada mereka.
Meskipun janji pemerintah miliaran dolar bantuan rekonstruksi, kemajuan di daerah-daerah yang dilanda bencana masih lambat; beberapa komunitas tetap menjadi kota yang menyeramkan, dan ribuan pengungsi bencana berjuang untuk mengatasi itu.
Menurut pemerintah, hampir 230.000 masih mengungsi, diantaranya banyak dari mereka bencana nuklir, 80.000 orang tinggal di perumahan sementara.
“Rekonstruksi bergeser ke tahap baru,” kata Perdana Menteri Shinzo Abe dalam jumpa pers, Selasa.
“Kami akan membantu korban bencana menjadi mandiri, sebagai pemerintah, kami akan memberikan dukungan terbaik” kata Abe. (Popi Rahim)
