Kamis, 25 April 24

Perbanas: Indonesia Harus Punya Bank Khusus Seperti China

Perbanas: Indonesia Harus Punya Bank Khusus Seperti China
 
Sigit Pramono (ist)

 

Gia
Jakarta– Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas), Sigit Pramono menghendaki Indonesia memiliki bank khusus seperti China.“Bank khusus akan berfungsi lebih focus pada pembiayaan sector-sektor tertentu,” kata Sigit dalam Seminar Nasional ‘Peluang dan Tantangan Bank Khusus di Tengah Dominasi Asing’ di Hotel Le Meredien, Jakarta, Kami (25/4/2013).

 

Ia mencontohkan berdasarkan sistem (Bank Syariah), layanan (Bank Perkreditan, Bank Nelayan, Bank Petani), kegiatan usaha (infrastruktur atak ekspor-impor), usaha mikro dan wilayah tertentu (Bank Daerah, Bank Desa). “Jadi sektor-sektor utama pendukung perekonomian seperti pertanian ataupun konstruksi mendapat perhatian khusus dengan adanya bank khusus ini,” jelasnya.

 

Menurutnya, aturan yang telah diterapkan di China tersebut akan meratakan aliran permodalan bank,”melalui bank khusus dana tidak hanya berputar pada sektor keuangan, tetapi tersalurkan ke sektor rill pada porsi yang tepat,”imbuhnya.

 

 

Lalu dari segi wilayah ujar Sigit, bank khusus tidak akan membuat perputaran uang terpusat di perkotaan. Fakta selama 10 tahun terakkhir, pembiayaan di DKI Jakarta adalah Jawa (36%), sementara Aceh dan Sumatera (16%), sisanya kota-kota lain (dibawah 8%). “Dengan adanya bank khusus ini, rakyat di desa dan kota dapat memperoleh akses yang sama pada sektor keuangan,”ujarnya.

 

 

Ia berharap aturan ini dapat digodok ke dalam daftar RUU Perbankan yang akan dibahas oleh DPR RI. Saat ini perbankan hanya ada dua kategori, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR),”Jadi nanti Perbanas mengusulkan hanya ada dua, yakni Bank Umum dan Bank Khusus. Pemerintah maupun Otoritas Jasa Keungan (OJK) dapat memperjuangkan hal ini” tambahnya. (rud)

 

 

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.