Oleh: Zeng Wei Jian, Aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)
Tanggal 05 Januari 2018, Pemda Jakarta akan menyelenggarakan perayaan Natal terbesar sepanjang sejarah ibukota.
Rita Tiara Panggabean bilang begitu ke saya. Beberapa hari lalu, Tiara bersama Pastur Elisa Daniel, Pendeta John Lokolo, Hasyim Joyohadikusomo, Frans Tairas dan lain-lain menghadap SKPD Ibu Febri di Balai Kota.
Gubernur Anies Baswedan sedang rapat. Dia mendapat kabar soal adanya team inter-denominasi umat Nasrani itu. Team interdominasi minta audiensi dadakan kepada Gubernur. Bang Anies welcomed. Team langsung diterima.
Menurut Tiara, Gubernur Anies setuju bikin Perayaan Natal di Monas. Dia bilang dia nurut aja. Rencananya, 10 ribu umat Nasrani dan tokoh-tokoh lintas agama bakal hadir.
Panitia akan mengundang semua gereja dan Ibu Veronika Tan. From the bottom of my heart, saya harap mereka bisa datang.
Setelah berita ini beredar, ada sekelompok kecil orang rilis hastag boikot Perayaan Natal di Monas ini. Mereka bilang, “Jangan Politisasi dan Eksploitasi Monumen Nasional”.
Suara penolakan bergema seantero sosial-media. Provokator meminta Bapa Uskup, KWI dan PGI menolak acara Natal Bersama di Monas.
Saya kira, “kebencian” adalah alasan utama gerakan boikot orang-orang itu. “Don’t let hatred harden your heart,” kata Mark D. Roberts.
THE END
