Kamis, 18 April 24

Penyebab Rugi BPJS Kesehatan

Penyebab Rugi BPJS Kesehatan
* BPJS Kesehatan

Oleh: Patrianef Darwis, Dokter Spesialis- Subspesialis/ Dosen Fakultas Kedokteran/ Pemerhati BPJS Kesehatan.

Jika kita melihat BPJS Kesehatan secara keseluruhan maka kita melihat sebuah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang merugi terus menerus tetapi masih dipertahankan tanpa upaya merestrukturisasi lembaga ini. Tetapi BPJS Kesehatan sesungguhnya tidak seperti itu. BPJS Kesehatan tidak betul betul rugi. Tetapi ada lukayang terus menerus berdarah yang berada didalam badan tersebut.
Mari kita lihat.

Kalau kita bagi segmennya maka BPJS Kesehatan itu mempunyai 5 segmen.

1. Penerima Bantuan Iuran (PBI)
ini adalah jumlah kepesertaan terbesar. Iurannya dibayarkan oleh Pemerintah melalui APBN dan APBD. Pada tahun 2019 jumlah premi perorang perbulan yang dibayarkan oleh pemerintah adalah Rp 25.500.

2. Pekerja Penerima Upah Penyelenggara Negara (PPU-P)
Ini adalah segmen penerima upah yang gajinya dibayarkan dari APBN atau APBD. Premi perorang perbulan adalah sebanyak 5% dari gaji dengan batas atas selama ini Rp .8 juta dan dalam Perpres no 64 tahun 2020 naik batas atasnya menjadi Rp 12 juta.

3. Pekerja Penerima Upah Badan Usaha (PPU-BU)
Ini adalah segmen peserta yang gajinya berasal dari badan usaha bukan milik negara. Ini adalah segmen pekerja swasta.

4. Pekerja Bukan Penerima Upah.
Segmen ini didominasi pekerja sektor informal dan keluarganya. Selama bersasarkan Perpres no 82 tahun 2018 ini segmen ini membayar kelas 1 Rp 80.000 , kelas 2 Rp 51.000 dan Rp 25.500 untuk kelas 3. Terakhir berdasarkan Perpres no 64 tahun 2020 naik menjadi kelas 1 Rp 150.000 kelas 2 Rp 100.000 da kelas 3 Rp 42.000 perbulan.

5. Bukan Pekerja(BP)
Segmen ini adalah diluar segmen yang 4 diatas dan masih terbagi 2 yaitu BP penyelenggara negara seperti pensiunan dan BP Bukan Penyelenggara Negara.

Mari kita lihat 5 segmen di atas.
PBI sampai tahun 2018 masih pas pasan, dari beberapa hitungan sedikit rugi, tetapi dari hitungan lain memberikan kontribusi berlebih.

PPU-P sampai tahun 2018 tidak merugi.
PPU-BU ini adalah segmen yang sangat besar surplusnya. Artinya segmen ini selama ini paling besar berkontribusi untuk kelangsungan hidup BPJS Kesehatan selain PBI.

PBPU. Ini adalah segmen yang banyak merugi. Untuk tahun 2018 kerugiannya adalah sebagia berikut.

Kelas 1 merugi sebanyak Rp 59.367 perorang per bulan. Jika dikali pertahun maka kerugiannya adalah sekitar Rp 720.000 per peserta pertahun.

Kelas 2. Merugi sebanyak Rp.41.051 rupiah jika dihitung per orang pertahun maka satu peserta merugi sebanyak Rp 492.000.

Kelas 3. Merugi sebanyak Rp 41.200 artinya per orang merugi sekitar Rp 492.000. Selama setahun.

Sebagai tambahan informasi selama tahun 2019

PBI surplus Rp 11,1 T
PPU-P surplus Rp 1,3 T
PPU-BU surplus Rp 12,1 T

PBPU defisit Rp 20,9 T
BP defisit Rp 6,5 T

Kenapa PBPU merugi begitu besar? Masyarakatnya sama, pola penyakitnya sama.
Ada apa?

Ada sedikit penjelasan karena segmen ini malas membayar iuran. Tetapi sesudah kami hitung, bahkan jika semua segmen ini membayar penuh dan tertib maka segmen ini tetap rugi besar.

Segmen di atas adalah sumber perdarahan yang harus dibenahi jika kita ingin BPJS kesehatan tetap ada dinegara ini. Sebesar apapun transfusi ( talangan pemerintah) tidak akan menyelesaikan masalah selama luka ini masih berdarah dan mengalir terus.

Kesimpulannya, jika tubuh sakit yang perlu diperbaiki adalah badan yang sakit tersebut. Mata sakit, mata diobati. Telinga sakit, telinga diobati dan ini yang tidak pernah ada keterbukaan selama ini.

Jakarta, 16 Mei 2020

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.