Sultra, Obsessionnews – Bagi yang memiliki kendaran roda dua maupun roda empat masih saja mempadati pelabuhan laut Torobulu-Tampo meski lebaran tinggal satu hari lagi. Meski kondisinya padat tapi mereka tetap mengantri tertib menunggu giliran masuk.
Penumpang mudik sebagian besar melakukan perjalanan rute Kendari ke kabupaten Muna, Muna Barat dan Bau-bau. Pelabuhan ini terletak di kabupaten Konawe Selatan Provinisi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Setiap hari pelabuhan very ini tidak sepi pengunjungnya, apalagi arus mudik bulan ramadhan tahun ini melonjak tinggi dibanding tahun lalu. Menurut kepala Defisi Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan (ASDP) Arlan ada peningkatan jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat ditahun ini (2015) jika dibanding tahun lalu (2014), meskipun di pelabuhan nusantara Kendari sudah meningkatkan kapasitas kapal cepat dan kapal very malam.
“Setiap tahun kalau arus mudik baik kendaraan roda dua maupun roda empat ada peningkatan kendaraan yang memilih rute Torobulu ke Tampo, kalau penumpang normal saja. Kalau jadwal reguler biasa saja tapi kalau arus mudik ini mulai H mines 9 sampai saat ini H mines 1 penumpang roda dua dan roda empat meningkat dratis, meskipun kapasitas penumpang tiap harinya berbeda-beda,” ungkapnya pada Obsessionnews.com (15/7/2015).
Arlan juga memaparkan sejak lebaran H mines 9 lalu jumlah penumpang melonjak naik. Hal ini ditandainya pada lebaran H mines 9 kapal beroperasi perhari sebanyak 4 trip, H mines 8 dari emapt trip jadi 8 trip, begitupun H mines 7 sebanyak 8 trip juga. Sedangkan H mines 6 dan 5, kapal beroperasi sebanyak12 trip, H mines 4 meningkat16 trip. H mines 3 menjadi 10 kali trip, H mines 2 sebanyak 9 trip. “Ini tidak berhenti kapalnya jalan terus, sampai saat ini belum berhenti, dan H mines 1 terhitung jam 00.00 tadi malam sudah 11 trip, belum tahu kalau sampai pagi pas lebaran berapa trip,” pungkasnya.
Kapal yang beroprasi diantaranya IM Pulau Rubia. Kapal ini dulunya kapal yang beroperasi di Aceh tapi karena bencana sunami 2004 lalu di migrasi di pelabuhan yang membutuhkan (Torobulu). Selain itu ada kapal KM Bahteramas milik PT ASDP, dan kapal KM Semumu. “Kalau nama kapal Bahteramas kapal diperuntukan untuk angkutan daerah yang diserahkan Dirjen Perhubungan Darat kepada ASPD dan pemerintah daerah memberikan nama Bahteramas, mungkin berkaiatn dengan programnya juga. Seperti pelabuhan Sultan Murhum yang ada di Bau-bau dan Tondasi yang diberikan oleh pimpinan daerah setempat,” tuturnya
Sedangkan KM Samumu yang seharusnya beroperasi lintas kendari Wawonii ikut membantu mengangkut lintas Torobulu- Tampo. ” Hal ini mengingat jumlah penumpang Wawonii lebih sedikit dibanding penumpang disini, sehingga diminta untuk membantu selama situasi lebaran ini. Sedangkan petugasnya ada tambahan yang diperbantukan disini sebanyak lima orang dimana satu orangnya manajer operasi ,” jelasnya.
Katanya selama arus mudik tidak ada kendala yang serius, cuman persoalan Penumpang keluhkan pihak mobil didahulukan dibanding motor. “Tapi kalau nomor antrian kendaraan dijaga betul,” pungkasnya.
Menurutnya jumlah kendaraan baik dari lebaran H mines 9 sampai H mines 1 sekitar kurang lebih 10 ribu unit motor dan 600 mobil. “Kemarin saja ada 90 unit motor dan 100 unit mobil yang diberangkatkan,” bebernya.
Selain itu mereka juga tetap mengantisipasi penumpang pada hari H lebaran. Sebab katanya para penumpang tetap padat. “Hari lebaran tetap antisipasi sebab berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya penumpang tetap padat. Biasanya para pejabat yang mudik hari H,” tuturnya.
Arlan juga mengaku sudah empat kali diberi kepercayaan sebagai kepala Defisi ASDP meliputi Kensari, Tampo, Bau-bau dan Torobulu. Ia juga berharap penumpang yang melintas torobulu bisa terangkut semuanya. ” harapannya muda-mudahan bisa terangkut, selamat, lancar, aman dan kondusif. Alhamdulillah kami bangga menyeberangkan pengguna jasa dimana sesuai moto ASDP kami bangga menyebrangkan anda,” katanya. (Asma)