Selasa, 28 Maret 23

Pentolan Gerindra Pertanyakan Soal Pekerja 1205 Proyek China

Pentolan Gerindra Pertanyakan Soal Pekerja 1205 Proyek China

Jakarta – Investasi China di Indonesia memiliki lebih dari dua kali lipat sejak 2015. Investasi asing langsung dari China mencapai $ 1,6 miliar pada Januari sampai September, naik dari sekitar $ 600 juta untuk seluruh tahun sebelumnya, menurut angka dari BKPM Indonesia. Investor China berjanji $ 6,1 miliar pada investasi di Indonesia pada periode sembilan bulan.

“Potensi realisasi investasi dari China akan tetap tinggi di tahun-tahun mendatang dan itu akan tetap di lima besar. Tantangan terbesar adalah bagaimana minat atau rencana tersebut dapat segera direalisasikan,” kata Azhar Lubis, wakil ketua dewan pengawasan investasi BKPM Indonesia, seperti dilansir Bloomberg pada 1 November 2016.

Azhar Lubis mengatakan, investasi China terutama diarahkan untuk smelter mineral, seperti nikel dan bauksit, serta dalam industri semen, otomotif dan baja. FDI China pada periode sembilan bulan pergi ke 1.205 proyek. Menurutnya, total Project China 9 bulan terakhir mulai Feb sampai Nov 2016 sudah mencapai 1205 project, investasi mereka dalam bidang smelter nikel dan bauksit, semen, otomotif, pabrik baja dan lain-lain.

Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono, mempertanyakan soal Presiden Joko Widodo yang dapet info dari Menaker dan Imigrasi TKA China yang legal 21 ribu orang TKA China itu juga di project  investasi Turn key.

“Pertanyaannya, mungkinkah 1205 project China memperkerjakan 21.000 pekerja asal China? Dan apakah smelter, tambang nikel dan bauksit, otomotif, pabrik besi dan baja, lalu pabrik otomotif itu masuk katagori turn key projek,” ungkap Arief Poyuono, Rabu dini hari (28/12/2016).

“Matematika bego kalau 21 ribu pekerja dibagi 20 persen saja total investasi proyek China yang ada, Kira-kira begini hitungannya 21 ribu TKA China, 20 persen dikali 1205 sama dengan rata-rata yang kerja di proyek investasi China itu 87 TKA China per investasi proyek China,” ucap pentolan Gerindra ini.

Ia pun mempertanyakan, apa benar proyek smelter, otomotif, semen, pabrik baja cuma pakai 87 pekerja legal asal China yang expert, terus yang pegang eksavator dan forklift, memasukkan semen ke kantong dan rakit otomotif, dan apakah pekerja Indonesia tidak mampu?

“Benar kata Pak Joko Widodo gaji TKA itu lebih besar dari buruh Indonesia. Itu benar, tapi kok Pajak penerimaan dari Pph 21 minus ya? Kok pengangguran TK Indonesia banyak ya?” tanya Arief Poyuono.

Kemudian, lanjutnya, WNA China yang bebas visa kunjungan terutama wanita wanitanya ikut karaoke dan ikut hiburan di kota Jakarta mereka itu kerja atau jadi turis? Kalau kerja yang pasti cowok-cowok Indonesia tidak kasih duit ke cewek-cewek WNA China. “Tapi kan cowok-cowok Indonesia  itu bayar lho,” tambahnya.

Jadi, Arief Poyuono mempertanyakan, apakah ini isu atau politisasi TKA China. “Turnkey Project merupakan pembangunan Infrastruktur dan kontruksi yang diperlukan perusahaan asing untuk menyelenggarakan proses produksi di negara dunia ketiga. Bila segala fasilitas telah siap dioperasikan, perusahaan asing menyerahkan kunci kepada perusahaan domestik atau organisasi lainnya,” tandasnya.

“Kira-kira apakah pabrik smelter nikel dan bauksit, otomotif, semen dan pabrik baja yang katanya projek Turn Key sehingga pakai TKA China saat dibangunnya itu PMA murni atau nanti diserahkan ke perusahan lokal atau tidak ya?” tanya Arief Poyuono.

“Nah, yang ngomong isu TKA China sampai jutaan  katanya merongrong Pemerintah itu bodoh apa kepinteran ya. Kami mohon pencerahan dari Pak Joko Widodo,” sindir pentolan Gerindra ini sembari ketawa. (Red)

Arief Poyuono dan Jokowi

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.