Jumat, 19 April 24

Pentolan Gerindra: Lebih Baik Darmin dan Sri Mulyani Mundur!

Pentolan Gerindra: Lebih Baik Darmin dan Sri Mulyani Mundur!

Jakarta, Obsessionnews.com – Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono menilai, sebenarnya bukan masalah dari kemampuan Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri keuangan Sri Mulyani sebagai motor Tim Ekonomi nya pemerintah Jokowi-JK, dalam memanajemeni perekonomian nasional dan program program pembangunan nasional.

“Tetapi lebih disebabkan mimpi Jokowi dalam program pembangunan Ekonomi yang terlalu optimis dan tidak pakai metode perencanaan yang benar, Akibatnya, program-program pembangunan yang dicanangkan Jokowi itu cuma di awing-awang saja atau ‘lebih besar pasak daripada tiang’. Di sini terlihat Jokowi tidak pakai mikir membuat sebuah perencanaan asal gagah-gagahan saja akhirnya mangkrak,” ungkapnya kepada Obsessionnews.com, Jumat (10/2017).

Arief Poyuono

Pentolan Gerindra ini pun menyontohkan, pembangunan LRT di Palembang dan Cibubur-Jakarta yang terancam mangkrak karena PT Adi Karya dan Waskita Karya keuangannya sudah berdarah-darah untuk menalangi dana pembangunan proyek LRT tersebut dimana proyek LRT Cibubur, Cawang dan Palembang belum ada kontrak kerja antara pihak owner (pemerintah) di pihak Kontraktor (Adi karya dan Waskita Karya) akibatnya tidak dianggarkan biayanya di APBN, sekalipun diangggarkan juga negara tidak punya dana cukup.

Hal ini, menurut Arief, menyalahi UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, UU Keuangan Negara No 17 tahun 2003, UU Antimonopoli Nomor 5 tahun 1999, UU dan Peraturan tentang Pengadaan Barang dan Jasa. “Akan menimbulkan masalah hukum dan bisa mangkrak karena biaya ditanggung Adi Karya dan Waskita Karya sendiri kayak proyek monorel yang jadi tugu di Jakarta,” bebernya.

“Sangat jelas program Tax Amnesty bukan ide Sri Mulyani. Program pembangunan Infrastruktur 5000 T juga bukan ide Darmin dan Sri Mulyani. Artinya, tidak bisa kegagalan ekonomi disalahkan pada Darmin dan Sri Mulyani,” tambahnya.

“Jelas kok, akibat program ekonomi hayalan Joko Widodo, banyak yang dibatalkan dan dipotong anggarannya oleh Sri Mulyani karena APBN yang tidak kuat biayai,” tandas Arief Poyuono yang juga aktivis garis keras.

“Kalau menurut saya lebih baik Darmin dan Sri Mulyani mengundurkan diri saja daripada nama besarnya sebagai ekonom terbaik hancur gara-gara Indonesia nanti krisis moneter dan krisis ekonomi,” tutur Pentolan Gerindra. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.