Jakarta, Obsessionnews.com – Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 sudah mulai memanas di daerah-daerah, tidak terlepas pemilihan Gubenur DKI Jakarta. Suara buruh di kabupaten yang memiliki banyak pusat industri, perkebunan, pertanian, perdagangan, kampung nelayan sangat menentukan kemenangan bagi setiap kandidat kepala daerah untuk dapat terpilih.
“Karena itu terutama bagi buruh sektor formal, siapa yang terpilih akan memiliki peran penting pula untuk menentukan tingkat kesejahteraan para buruh ke depan,” tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono dalam pernyataan sikapnya yang dikirimkan kepada Obsessionnews.com, Minggu (21/8/2016).
“Buruh harus cerdas dalam memilih para kandidat kepala daerah pada saat Pilkada 2017. Jangan pilih calon kepala daerah yang tidak memiliki program yang jelas tentang nasib kesejahteraan kaum buruh dan keberpihakan pada kaum buruh terutama tentang komitmen mereka untuk menaikkan tingkat upah buruh di daerah yang akan mereka pimpin pada tahun depan,” tandas pentolan Gerindra ini.
Ia pun mengingatkan, seperti yang sudah dialami kaum buruh yang bekerja di Jakarta dan memiliki hak pilih di Jakarta, dimana saat Pilgub 2012 Serikat Buruh full mendukung pasangan Joko Widodo – Ahok, tapi apa yang terjadi ternyata Ahok bukan lah kepala daerah yang berpihak pada peningkatan kesejahteraan buruh di Jakarta.
“Hal ini bisa terbukti UMP DKI Jakarta masih di bawah yang diperjuangkan warga Jakarta yang kaum buruh di Jakarta,” ungkap Arief Poyuono yang juga aktivis garis keras.
“Dan terkait dengan kaum tani dan nelayan juga harus cerdas pula dalam memilih kepala daerah di daerah dimana kaum tani, nelayan, pedagang berada, juga harus cerdas menilai program-program yang diusung oleh para calon kepala daerah. Karena banyak kepala daerah yang setelah terpilih tidak berpihak dan lupa dengan program-program yang dijanjikan,” tambahnya.
Karena itu, tegas Arief, Partai Gerindra akan menekankan dan kewajiban pada setiap calon kepala daerah yang ingin diusung oleh Gerindra diwajibkan punya program dan komitmen yang jelas terhadap nasib peningkatan kesejahteraan kaum buruh, tani, nelayan dan pedagang.
“Jika tidak jelas, jangan mimpi akan bisa diusung oleh Partai Gerindra. Sebab, kesejahteraan kaum buruh tani, nelayan dan pedagang, atau wong cilik, merupakan salah satu garis perjuangan Partai Gerindra yang sangat vital,” tutur Wakil Ketua Umum DPP Gerindra yang juga Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini. (Red)
