Sabtu, 20 April 24

Pentingnya Peran Media Membangun Papua Damai

Pentingnya Peran Media Membangun Papua Damai
* Dialog bertema Meningkatkan Peran Media Nasional Menuju Rekonsiliasi Papua: Etika kerja dan Komitmen Media, yang digelar di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

Jakarta, Obsessionnews – Membangun Papua damai tidak terlepas dari peran media sebagai salah satu pilar demokrasi. Menurut staf ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Pemerintahan, Suhajar Diantoro, media dapat meredakan konflik dan dapat memupuk rasa aman manusia.

“Media ibarat pedang bermata dua. Ia dapat menjadi senjata kekerasan yang mengerikan  dan dapat juga menjadi instrumen penyelesaian konflik,” katanya dalam dialog bertema Meningkatkan Peran Media Nasional Menuju Rekonsiliasi Papua: Etika kerja dan Komitmen Media, yang digelar di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Rabu (11/5/2016).

Mengingat sejak 1 Mei 1963 rakyat Papua dengan pemerintah terus mengalami dinamika, maka dewasa ini peran media sangat dibutuhkan dalam membangun Papua agar lebih damai dan aman.

Suhajar berharap kepada media untuk tidak menyiarkan pesan-pesan yang tidak toleran atau disinformasi yang memanipulasi sentimen masyarakat. Tapi dia mengharapkan media dapat menyelesaikan konflik dengan penyajian informasi yang andal, menghormati HAM dan mewakili berbagai sudut pandang.

“Media seperti ini memungkinkan masyarakat untuk menetapkan pilihan secara baik yang dilandasi pada informasi, sesuatu yang menjadi komponen dasar tata pemerintahan  yang demokrasi. Ia dapat meredakan konflik dan memupuk rasa aman manusia,” tuturnya.

Ia menegaskan, konflik dapat membawa risiko dan peluang. Selain itu konflik juga akan membawa sifat memisahkan. “Maka Papua damai membutuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati di antara semua pemangku,” paparnya.

Sedangkan hasil diskusi empat pertemuan eksploratif  di Badung (Provinsi Bali),  Manado (Provinsi Sulawesi Utara), Lombok (Provinsi Nusa Tenggara Barat), dan Yogyakarta yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Jaringan Damai Papua (JDP) merekomendasikan meningkatkan perdamaian di Papua secara demokratif harus melalui pendekatan dialog.

Usulan ini juga sudah disampaikan pada Presiden Joko Widodo sejak 16 September 2014 lalu. Dialog dianggap sebagai ruang berkomunikasi secara konstruktif yang bersifat inklusif dan partisipatif agar menemukan solusi secara bersama-sama. (Asma, @asmanurkaida)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.