Jakarta, Obsessionnews – Banyaknya para pencari suaka dari Rohingya yang terdampar di Aceh, telah membuat pemerintah setempat disibukkan untuk mengurusi keperluan para pengungsi setiap harinya. Pasalnya, kondisi tubuh mereka banyak terkena penyakit karena terombang-ambing di laut dan kehabisan bekal makanan.
Anggota Komisi XI DPR RI, Maruarar Sirait pun merasa prihatin atas peristiwa tersebut, dimana suku Rohingya keberadaannya terancam dinegaranya sendiri di Myanmar sehingga banyak dari mereka memilih untuk mencari suaka ke negera lain yang dianggap lebih aman.
Disamping itu, sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, Maruarar juga merasa bangga dengan Indonesia dalam hal ini Pemerintah Aceh, yang sudah siap sedia memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pengungsi dengan menyediakan makanan dan minuman.
“Ini menunjukan kalau Indonesia juga peduli terhadap misi-misi kemanusian yang adil dan beradab,” ujarnya, di kepada Obsessionnews, Rabu (20/5/2015).
Bahkan, Maruarar berpendapat bisa saja pemerintah mempertimbangkan agar para pengungsi Rohingya diterima sebagai warga negara Indonesia, dari pada harus dipulangkan ke negara asalnya. Sebab, mereka sendiri. menolak dipulangkan, karena takutnya nyawanya terancam.
”Bisa saja itu dipertimbangkan oleh pemerintah kalau ingin menjadi warga Indonesia, dari pada mereka pulang tidak ada harapan. Saya pikir sebagai anggota DPR saya setuju,” katanya.
Terlebih kata Maruarar, kedatangan mereka ke Indonesia tujuannya bukan untuk melakukan kejahatan, mereka posisinya terdampar tanpa disengaja karena terombang ambing di laut. Untuk tidak ada salahnya bila Indonesia menerima mereka dengan sepenuh hati atas nama kemanusiaan.
“Kalau Pemerintah mau menerima, nanti ditinggal diatur ketentuannya seperti apa,” jelasnya.
Diketahui, setidaknya ada 581 para pengungsi dari Myanmar yang mencari suaka di Indonesia. Suku yang sebagian besar muslim itu ditolak di negaranya sendiri. Hak mereka untuk mendapat pelayanan kesehatan dan pendidikan, kehidupan yang layak telah dikebiri oleh pemerintah Myanmar.
Tercatat, dalam tiga tahun terakhir serangan terhadap suku Rohingya sudah menewaskan 280 orang dan memaksa 14.000 lainnya mengungsi ke berbagai daerah terpencil. Mereka telah lama hidup dalam kesengsaraan, tidak ada kesempatan bagi mereka untuk bisa mencari nafkah.
Atas dasar itu, telah banyak manusia Rohingya yang memilih untuk meninggalkan tempat kelahirannya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Setidaknya sudah 100.000 ribu suku Rohingya telah mengungsi ke negara-negara wilayah ASEAN. (Albar)