Jumat, 26 April 24

Pengguna Jasa Transportasi Sudah Penuhi Ketentuan Protokol Kesehatan

Pengguna Jasa Transportasi Sudah Penuhi Ketentuan Protokol Kesehatan
* Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Polana B. Pramesti. (Foto: Fikar Azmy/OMG)

Jakarta, obsessionnews.com – Hasil monitoring Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada 16 hingga18 Februari 2021 menemukan bahwa secara umum penumpang dan petugas patuh terhadap protokol kesehatan.

Adapun monitoring ini dilakukan di 21 titik sarana dan prasarana moda angkutan umum massal di Jabodetabek, baik itu Transjakarta, LRT Jakarta, MRT, dan terminal-terminal bus di Jabodetabek.

Kepala BPTJ Polana B. Pramesti mengatakan, dari hasil kegiatan monitoring sampai dengan siang hari ini, secara umum penyelenggaraan angkutan umum perkotaan pada moda kereta api dan moda transportasi darat, serta masyarakat sebagai pengguna jasa semuanya sudah memenuhi ketentuan protokol kesehatan 3M.

“Hampir sebagian besar sudah memenuhi ketentuan protokol kesehatan yaitu 3M memakai masker mencuci tangan dan menjaga jarak,” kata Polana dalam Jumpa Pers, Kamis (18/2/2021).

Polana mengatakan, terkait penggunaan masker, secara garis besar petugas maupun pengguna transportasi publik, penumpang dan petugas telah mematuhi penggunaan masker pada saat persiapan keberangkatan di terminal ataupun stasiun.

Kemudian dalam armada itu, baik kereta maupun dan bus, dan setelah turun dari sarana transportasi masih terpantau menerapkan protokol kesehatan terhadap penggunaan.

“Walaupun ditemukan 1-2 penumpang tidak memakai masker secara baik, memakai masker dipakainya tidak benar, misalnya masker diturunkan ke dagu,” ujarnya.

Terkait ketaatan antrean dan jaga jarak, berdasarkan monitoring yang dilakukan, pengguna jasa telah menaati jalur antrean sesuai dengan tanda-tanda yang diberikan.

“Lantaran sudah ada petugas-petugas yang mengingatkan penumpang agar jaga jarak,” ujarnya.

Lalu terkait ketaatan batas penumpang maksimum ada jam tertentu beberapa bus Transjakarta kapasitas load factornya melebihi batas yang ditentukan. Misalnya ketika jam berangkat dan pulang kerja. Sehingga penambahan penumpang di stasiun berikutnya tidak bisa dihindari.

“Juga dengan KRL, terutama dari 12 rangkaian kereta api, banyak penumpang mengisi pada gerbong 1 sampai dengan gerbong 3, sehingga kurang tersebar atau distribusi penumpangnya kurang tersebar di semua semua gerbong,” katanya.

Demikian juga terkait dengan ketersediaan fasilitas protokol kesehatan secara umum baik di stasiun maupun terminal telah tersedia fasilitas protokol kesehatan, seperti tempat cuci tangan alat pengukur suhu, sabun, hand sanitizer dan sebagainya.

Kendati begitu, Paola menyebut memang masih ada beberapa lokasi yang kurang memperhatikan ketersediaan kelengkapan fasilitas misalnya Sabunnya kosong dan sebagainya.

“Kami mengharapkan hasil monitoring akan jadi masukan yang akan digunakan sebagai bahan evaluasi dalam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan,” pungkasnya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.